Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Teritorial I Asean dan Tiongkok Bahas Progres "Code of Conduct" di LTS

Kapal Induk AS Kembali ke LTS

Foto : AFP/US NAVY/Sean M CASTELLANO

Kapal Induk AS l Armada tempur maritim yang dipimpin kapal induk USS Carl Vinson saat sedang berlayar di wilayah perairan Pasifik barat pada Juni 2017 lalu. Armada tempur maritim ini pada Rabu (27/10) kembali berlayar di perairan sengketa LTS untuk mengikuti latihan bersama dengan kapal perusak Jepang.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Carl Vinson, berserta armada tempur maritimnya, dilaporkan kembali berlayar di Laut Tiongkok Selatan (LTS) pekan ini untuk mengikuti latihan bersama dengan kapal perusak Jepang. Kehadiran kapal induk AS bertepatan dengan pertemuan secara virtual antara para pemimpin negara di Asia Tenggara untuk membahas masalah regional termasuk kode berperilaku maritim.

Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (25/10) bahwa armada kapal perang AS yang dipimpin USS Carl Vinson dan kapal perusak kelas Izumo milik Pasukan Bela Diri Maritim Jepang, JS Kaga, sedang melakukan operasi keamanan maritim termasuk latihan penerbangan, koordinasi taktis antara matra laut dan udara, pengisian bahan bakar di laut dan latihan serangan maritim.

"Kerjasama maritim dan operasi kapal induk AS di LTS adalah bagian dari kehadiran rutin Angkatan Laut AS di kawasan Indo-Pasifik," demikian pernyataan dari Angkatan Laut AS. "Armada tempur maritim kami dikerahkan ke wilayah operasi Armada ke-7 AS untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," imbuh Angkatan Laut AS.

Kapal induk USS Carl Vinson terakhir kali berlayar di wilayah perairan sengketa LTS pada awal September lalu. Saat pelayaran itu, komandan armada kapal induk AS itu yaitu Laksamana Muda Dan Martin, mengatakan kepada bahwa misi mereka bertujuan untuk memastikan kebebasan bernavigasi bagi semua negara di perairan internasional.

Martin juga menyinggung bahwa kebebasan bernavigasi saat ini terancam oleh klaim maritim yang saling tumpang tindih dan melanggar hukum di LTS, mengacu pada klaim yang dilakukan Tiongkok.

Sepanjang tahun ini, militer AS dan sekutunya telah meningkatkan latihan militer di LTS. Tidak diketahui apakah pelayaran terbaru USS Carl Vinson itu ada kaitannya dengan digelarnya KTT Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) pekan ini.

Kode Berperilaku Maritim

Pada Selasa (26/10) lalu, Tiongkok bergabung dengan negara-negara anggota Asean pada pertemuan puncak virtual untuk membahas antara lain soal kode berperilaku (Code of Conduct/CoC) di LTS.

Lewat pidatonya pada pertemuan tersebut, Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang mendesak negara-negara Asean untuk mempercepat negosiasi CoC dan mengupayakan kesimpulan awal dari CoC ini.

"Meskipun terjadi pandemi Covid-19, ada kemajuan positif (soal CoC) tahun ini," kata PM Li.

Tahun depan akan diperingati 20 tahun penandatanganan Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di LTS (Declaration on the Conduct/DoC) antara Asean dan Tiongkok. DoC ini kemudian jadi cikal bakal bagi CoC yang dibuat mengurangi kemungkinan pecahnya konflik atas sengketa wilayah dan maritim.

Saat ini di antara negara anggota Asean yang bersengketa dengan Tiongkok di LTS adalah Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Menurut para analis, peluang untuk menyelesaikan nya pada saat itu amat tidak mungkin akibat Tiongkok terus menekan klaimnya, meskipun ada putusan Pengadilan Arbitrase Permanen 2016 yang diajukan dan dimenangkan Filipina. Putusan pengadilan itu menyatakan bahwa klaim Tiongkok atas hak historis atas kepemilikan LTS tidak memiliki dasar di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). SB/RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top