Kanada Menyelidiki Laporan yang Membuat Marah Xi Jinping dan Ketegangan Meningkat

Polisi Kanada mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka sedang menyelidiki laporan dari "stasiun layanan polisi" Tiongkok yang beroperasi di Greater Toronto Area untuk kemungkinan campur tangan dalam kepentingan Kanada dan ancaman terhadap keamanan nasional.

Kanada bergabung dengan negara-negara termasuk Amerika Serikat dan Belanda untuk meluncurkan penyelidikan semacam itu setelah Safeguard Defenders, sebuah organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Eropa, menerbitkan sebuah laporan pada bulan September yang mengungkapkan keberadaan puluhan "stasiun layanan" polisi Tiongkok di kota-kota besar di seluruh dunia.

Stasiun-stasiun tersebut merupakan perpanjangan dari upaya Beijing untuk menekan beberapa warga negara Tiongkok atau kerabat mereka di luar negeri untuk kembali ke Tiongkok untuk menghadapi tuntutan pidana, kata laporan Safeguard Defenders.

Itu juga menghubungkan mereka dengan kegiatan Departemen Pekerjaan Front Bersatu Tiongkok, sebuah badan Partai Komunis yang bertugas menyebarkan pengaruh dan propagandanya ke luar negeri. Tiongkok telah membantah tuduhan itu.

"Tujuan kami adalah untuk mencegah intimidasi, ancaman dan pelecehan serta segala bentuk kerusakan yang dimulai atas nama entitas asing yang diterapkan pada komunitas mana pun di Kanada," kata RCMP dalam sebuah pernyataan. Greater Toronto Area adalah rumah bagi Toronto, ibu kota keuangan Kanada dan kota terpadat.

Kedutaan Besar Tiongkok di Ottawa tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Selasa.

Sebelumnya dikatakan bahwa ada pusat di luar Tiongkok yang dijalankan oleh sukarelawan lokal, bukan petugas polisi Tiongkok, yang bertujuan untuk membantu warga Tiongkok memperbarui dokumen dan menawarkan layanan lain yang terganggu karena pandemi COVID-19.

Sementara ketegangan antara Tiongkok dan Kanada telah meningkat selama bertahun-tahun, ketegangan diplomatik mendapat sorotan baru baru-baru ini ketika Presiden Tiongkok Xi Jinping secara terang-terangan menyebut bocornya percakapannya dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.