Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Tahun Ini Ditargetkan 400 Kampus Terapkan Kuliah Daring

Kampus Harus Siapkan Kuliah Daring

Foto : ISTIMEWA

Dirjen Ke­lembagaan, Ipten dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kem­ristekdikti), Patdono Suwignjo.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, diminta mulai menyiapkan diri untuk menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring). Ini perlu dilakukan seiring dengan terjadinya Revolusi Industri 4.0 pada era disrupsi ini.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Dirjen Kelembagaan, Ipten dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Patdono Suwignjo, saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) di Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/7).

Menurut Patdono, ada dua perubahan yang harus dilakukan pendidikan tinggi, yakni dengan menerapkan sistem online learning atau pembelajaran berbasis daring dan perubahan kebutuhan lapangan pekerjaan.

"Sistem online learning terus berjalan pesat di dalam maupun luar negeri. Indonesia pun sudah tidak bisa menghindar, sehingga mulai tahun depan akan lebih banyak lagi penyelenggara online based learning," kata dia dalam rakernas bertema "Tingkatkan Relevansi dan Kualitas SDM di Era Teknologi dan Inovasi Disrupsi" itu.

Pada rakernas dengan tuan rumah Universitas Narotama Surabaya itu, Patdono menyebut sistem online learning dapat menjadi jembatan yang akan membantu pendidikan tinggi masuk ke pelosok negeri yang tidak memiliki gedung perkuliahan.

"Tantangannya ada pada infrastruktur internet yang harus diperbaiki dengan sempurna. Ada baiknya dilakukan dengan pembuatan konsorsium oleh PTN dan PTS, sehingga lebih mudah dalam persiapan sistem dan infrastrukturnya," ujar dia.

Sementara dari segi perubahan kebutuhan kompetensi di lapangan pekerjaan, Patdono mengatakan saat ini lapangan kerja lebih fokus pada teknologi. Dengan demikian, perguruan tinggi pun harus mulai mengkritisi kurikulum agar lulusannya fit dengan lapangan kerja.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Badan Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI), Thomas Suyatno, mengatakan, era disrupsi ini, norma-norma jadi tidak lagi cocok.

"Pengelolaan perguruan tinggi dengan metode lama sudah tidak lagi tepat dan tidak akan bisa berhasil jika dilaksanakan di era ini," kata dia.

Sebelumnya, Menristekdikti, Mohammad Nasir, mengatakan pemerintah menargetkan pada tahun 2018 sebanyak 400 perguruan tinggi, baik negeri atau swasta, yang menerapkan sistem kuliah daring.

Dia menganggap penting ada kuliah online sebab dengan teknologi, satu dosen bisa mengajar 1.000 mahasiswa sehingga angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi yang saat ini baru 35 persen bisa naik. "Saya ingin kembangkan lebih banyak perguruan tinggi yang besar-besar bisa lakukan kuliah daring," katanya.

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini menyampaikan, dasar hukum peningkatan kuliah daring ini akan disiapkan regulasinya. Nanti Menristekdikti akan mengesahkan bahwa kuliah yang saat ini tatap muka boleh menjadi kuliah daring dengan persentase 50 persen.

Perlu Dimatangkan

Sementara itu, Pengamat Pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Amin Soefijanto, mengatakan rencana program kuliah secara daring perlu didukung aturan maupun sarana dan prasarana secara matang.

"Kebijakan kuliah daring tidak hanya soal teknologi, tapi juga sikap dan cara pandang," katanya.

Totok menjelaskan, program kuliah daring harus disertai aturan yang fleksibel. Menurutnya, perkuliahan tidak harus sepenuhnya dilakukan secara online. Materi kuliahnya pun sebaiknya dikemas kreatif dan kaya multimedia agar tidak membosankan dan berlangsung searah.

Totok berharap Kemenristekdikti juga membantu universitas memenuhi perlengkapan kuliah. "Semua dosen juga harus diberikan pelatihan kelas daring. Juga diberikan semacam sertifikasi untuk dosen kelas daring. Jadi, semuanya serius menjalani program," katanya.SB/eko/E-3

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top