Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Inisiatif Warga

Kampung KB Jadi Agen Pembangunan

Foto : ANTARA/Mansur

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KB-P3A) Kabupaten Lebak, Dedi Lukman Indepur.

A   A   A   Pengaturan Font

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak menargetkan Kampung Keluarga Berkualitas (KKB) menjadi lokomotif pembangunan yang dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat."Kami mendorong KKB berkembang dapat mengatasi kemiskinan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KB-P3A) Kabupaten Lebak, Dedi Lukman Indepur, Senin.

Pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di antaranya program KKB. Program KKB ini dapat memberdayakan pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, sanitasi, air bersih, pengembangan pangan, rumah data, peserta akseptor dan generasi berencana.

Saat ini, jumlah KKB Lebak ada 93. Ini mulai dari tingkat dasar, berkembang, mandiri, dan berkelanjutan. Namun tahun 2022 ini, kata dia, ada 10 status KKB dinaikkan dari tingkat dasar dan berkembang menjadi mandiri. Mereka tersebar di Kecamatan Maja, Kalanganyar, Banjarsari, Cibeber, Bayah, dan Warunggunung,

"Kami berharap peningkatan status KKB dapat mendorong percepatan pembangunan desa dan akhirnya menyejahterakan," katanya. Menurut Dedi, KKB melibatkan semua komponen mulai dari instansi pemda, stakeholder, dan elemen masyarakat.Untuk penanganan akseptor KB tentu tugas Dinas BKKBN. Ketahanan pangan tugas Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan Hewan serta Dinas Ketahanan Pangan.

Begitu juga untuk pendidikan ditangani Dinas Pendidikan. Sedangkan kesehatan menjadi tugas Dinas Kesehatan. Lalu, masalah perekonomian tugas Dinas Koperasi dan UKM. "Kita bekerja di KKB bukan tanggung jawab Dinas BKKBN saja, tetapi melibatkan semua komponen tadi," ujar Dedi.

Lebih jauh, Dedi menuturkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pembangunan desa menuju kesejahteraan cenderung meningkat. Saat ini, anak-anak usia sekolah bisa melanjutkan pendidikan sampai SLTA. Peserta akseptor KB juga meningkat.

Selain itu, masyarakat juga banyak mengunjungi tenaga medis puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan maupun ibu hamil.Keberhasilan ini tidak lepas dari partisipasi masyarakat untuk mendukung pemberdayaan berbagai bidang pembangunan, seperti ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, lingkungan dan budaya.

Bahkan, lanjut Dedi, pelaku ekonomi masyarakat KKB berkembang. Ini ditandai pertumbuhan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka memproduksi aneka makanan, kerajinan bambu, anyaman pandan, dan produksi industri logam. Selain itu, juga pasangan usia subur KKB menjadi peserta aktif akseptor KB.

Selama ini, ujarnya, minat masyarakat menjadi peserta KB cukup tinggi karena mereka mendukung program keluarga sejahtera yang dicanangkan pemerintah daerah.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top