
Kampanye Digital Politik Ala Anak Muda, Ini Faktanya

Kekurangan Tren Kampanye Politik ke Dunia Digital
Kekurangan tren kampanye politik di media sosial sering menyebabkan kegaduhan di dunia maya itu sendiri. Contohnya ketika dua kubu pendukung saling menjatuhkan karena berita hoaks yang sangat mudah menyebar dan dipercayai. Berikut ini beberapa kekurangan kampanye di media sosial yang menimbulkan dampak buruk.
1. Berita Hoaks Mudah Tersebar
Berita hoaks mudah sekali tersebar di media sosial. Dalam beberapa menit atau jam, berita hoaks bisa meluas ke seluruh pengguna bahkan ke seluruh platform media sosial yang berbeda. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia yang gampang mempercayai sebuah informasi semakin mempermudah hoaks meluas. Bahkan, hoaks tidak hanya tersebar di media sosial, tetapi juga ke berbagai aplikasi chat hingga menjadi perbincangan di dunia nyata. Saat sudah seperti ini hoaks agak sulit dihilangkan terutama pada orang-orang yang tidak menggunakan media sosial yang hanya tahu hoaks tersebut dari mulut ke mulut.
2. Kampanye Hitam
Kampanye hitam merupakan sebuah usaha untuk mempertanyakan atau merusak reputasi seseorang dengan cara mengeluarkan propaganda negatif. Adanya tren kampanye politik di media sosial membuat oknum pembuat kampanye hitam pun beralih ke media sosial. Kampanye hitam ini sering juga disebut dengan black campaign.Contoh kampanye hitam pada Pilkada Jawa Barat, akun Twitter @Sepupudetektif membuat tweet yang mengatakan bahwa calon wakil gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum berpotensi akan korupsi karena memiliki istri empat. Selain akun tersebut, masih banyak akun yang menjelek-jelekkan kandidat agar tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Kampanye hitam di media sosial lebih mudah tersebar dan bisa mempengaruhi pengguna media sosial lain. Di tambah jika postingan tersebut membuka kolom komentar, kemungkinan terjadi kericuhan karena pembelaan pendukung dari pihak yang dijelek-jelekkan.
3. Regulasi Belum Memadai
Peraturan-peraturan terhadap kampanye politik di media sosial masih banyak kurangnya. Meskipun diawasi oleh bawaslu dan Kominfo, masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh oknum-oknum yang sering membuat ricuh, provokasi, hingga perpecahan antar pendukung. Pihak yang berkepentingan hanya memanfaatkan tren kampanye politik di media sosial untuk mendapatkan keuntungan saja, tidak peduli jika cara yang digunakan memiliki dampak buruk yang bahkan sangat serius. Sedangkan, pemerintah belum benar-benar memberikan regulasi yang memadai untuk kampanye di media sosial. Tren kampanye politik di media sosial memang memiliki kelebihan dan kekurangan di saat yang bersamaan. Namun, penyebaran hoaks, kampanye hitam dan sejenis hal seperti itu bisa ditekan jika masyarakat Indonesia lebih cerdas lagi ketika menerima sebuah informasi negatif di media sosial saat kampanye.
(FDS/FBC)
Halaman Selanjutnya....
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya