Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kedaulatan Pangan I Ekspor Tangerang Mencapai Rp20 Triliun

Kabupaten Lebak Mengalami Surplus Beras 85.501 Ton

Foto : antara
A   A   A   Pengaturan Font

Beras Lebak menyumbang kontribusi untuk kebutuhan nasional sekitar 4 persen. Kemudian dipasok ke Pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang, DKI Jakarta, dan Bogor.

LEBAK - Produksi beras di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Januari-April 2022 dinyatakan surplus 6,5 bulan atau 85.501 ton dari hasil panen padi. "Kita menjamin persediaan beras di pasaran melimpah," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Kamis (2/6).
Produksi beras lokal tersebut dari hasil panen Januari sampai April 2022 tercatat sebanyak 138.199 ton untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Lebak 1,3 juta jiwa.
Dari produksi pangan sebanyak 138.199 ton itu, maka kebutuhan beras sepanjang tahun ini sebanyak 158.096 ton. Pengandaiannya kebutuhan rata-rata per bulan 13.175 ton.
Dengan demikian, kebutuhan konsumsi beras Januari sampai April sebanyak 52.698 ton. Karena itu, produksi beras sampai April 2021 surplus 6,5 bulan atau 85.501 ton, sehingga ketersediaan konsumsi pangan relatif terpenuhi.
"Kami minta petani yang sudah panen agar cepat melaksanakan gerakan tanam guna memenuhi kebutuhan pangan dan peningkatan ekonomi," katanya. Selama ini produksi beras Kabupaten Lebak menyumbang kontribusi untuk kebutuhan nasional sekitar 4 persen. Kemudian dipasok ke Pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang, DKI Jakarta, dan Bogor.
Selain itu, juga dipasok ke sejumlah pasar tradisional di Provinsi Banten sendiri. Begitu juga diserap oleh Perum Bulog Lebak-Pandeglang untuk persediaan cadangan beras pemerintah.
"Kami menjamin persediaan beras melimpah hingga tahun depan," katanya.
Deny mengatakan saat ini petani Kabupaten Lebak memasuki musim panen raya dari hasil tanam Maret. Selama ini, mereka mengembangkan usaha pertanian padi masih menjadi andalan ekonomi masyarakat. Produktivitas padi kini sebanyak enam ton per hektare. Bila harga 5.000 rupiah per kg gabah kering maka petani bisa mendapatkan sekitar 30 juta rupiah.
Dari pendapatan sebesar 30 juta, maka keuntungan bersih 20 juta rupiah per hektare. Sebab harus dipotong biaya produksi pertanian padi sawah yang rata-rata mencapai 10 juta rupiah per hektare. "Kami setiap tahun melakukan intervensi dengan menyalurkan benih padi berkualitas agar produktivitas meningkat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani," kata alumni IPB itu.
Ketua Kelompok Tani Suka Bungah Cibadak Kabupaten Lebak, Ruhyana menambahkan bahwa di wilayahnya kini memasuki panen padi seluas 150 hektare, sehingga mampu menyumbangkan ketersediaan pangan. 'Kita hingga kini bisa memenuhi permintaan pasar Rangkasbitung dengan produksi 40 ton beras per bulan," ujar Ruhyana.

Rp32 Triliun
Sementara itu, Kabupaten Tangerang mencatat realisasi nilai ekspor selama Januari-Maret mencapai angka 2,298 miliar dollar AS atau 32 triliun rupiah. Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Dinas Perinduatrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat mengatakan, sejak pelonggaran kegiatan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terjadi peningkatan realisasi ekspor.
"Sejak berakhirnya pandemic, tahun ini terjadi peningkatan ekspor sampai 20 persen," ucap Iskandar. Menurutnya, kenaikan realisasi nilai ekspor tersebut dipengaruhi penurunan kasus Covid-19 tanah air serta pelonggaran kebijakan PPKM. Ini mempengaruhi peningkatan permintaan kiriman produk ke sejumlah Negara," ujar Iskandar. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top