Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menteri Kabinet | Presiden Jangan Tersandera Partai dalam Menyusun Kabinet

Kabinet Jokowi II Butuh Menteri dengan Tipikal Eksekutor

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Periode kedua pemerintahannya, merupakan momentum bagi Joko Widodo sebagai Presiden untuk meninggalkan legacy. Karena itu ia butuh para pembantu yang bisa langsung tancap gas. Para menteri yang punya tipikal eksekutor.

Direktur Riset Charta Politika, Muslimin mengatakan itu di Jakarta, Rabu (3/7). Menurut Muslimin, yang dibutuhkan Jokowi di periode kedua kekuasaannya, adalah tim pembantu yang bisa mengakselerasi program pembangunansecara progresif. Jokowi, harus memastikan menteri yang direkrutnya adalah orang-orang yang punya kapasitas, kapabel dan profesional. Sehingga lebih cepat mengeksekusi program yang dicanangkan.

"Saya kira kabinet kerja jilid II ini penting untuk dioptimalisasikan untuk mengakselerasi pembangunan secara progresif, caranya dengan merekrut menteri-menteri yang kapabel, berintegritas, punya kecakapan selaku eksekutor," katanya.

Muslimin juga meminta Jokowi untuk tidak terbebani oleh sandera partai pendukung yang pastinya akan meminta kompensasi atas dukungannya di pemilihan presiden kemarin. Pastikan, menteri yang dipilih meski ia berasal dari partai adalah sosok yang mumpuni. Sosok yang mau kerja keras. Menteri yang punya tipikal eksekutor. Tidak hanya itu, Jokowi juga jangan terbebani oleh tekanan opini publik. Ini saatnya menorehkan legacy.

"Saya pikir Pak Jokowi tak perlu terbebani dengan tekanan opini publik atau sandera parpol, walaupun tentu saja tetap perlu keseimbangan antara representasi parpol koalisi dan profesional. Kalau pun menteri berasal dari parpol, harus yang benarbenar profesional dan siap kerja cepat dan tepat," ujarnya.

Jokowi juga kata Muslimin jangan terjebak oleh dikotomi menteri muda dan tua. Kategori usia, walau memang bisa jadi pertimbangan, tapi yang utama adalah profesionalitas menteri yang dipilih.

"Jadi ya enggak perlu juga terjebak dalam dikotomi muda atau tua, kategori usia, dan lain-lain. Intinya profesional," katanya.

Seperti diketahui lanjut Muslimin, di periode pertama pemerintahannya, Joko Widodo bersama dengan Jusuf Kalla lebih fokus dalam pembangunan fisik seperti infrastruktur dan lain-lain. Maka sekarang di periode kedua bersama dengan Ma'ruf Amin, fokus pembangunan harus dirubah. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus lebih diakselerasi dengan maksimal.

Karena itu kata dia, dalam kaitan dengan pembangunan SDM, misalnya jabatan menteri di kabinet yang paling menentukan adalah menteri pendidikan. Untuk posisi menteri pendidikan, Jokowi perlu mengangkat menteri yang kreatif. Sosok out of the box dalam memformulasikan maupun mengeksekusi kebijakan pendidikan yang selaras dengan spirit revolusi mental dan kreasi pribadi unggul dan berprestasi, itu yang dibutuhkan.

Menteri Muda

Sementara Sekjen Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Johnny G. Plate, mengatakan sudah saatnya ada alih generasi, baik dalam pemerintahan, partai politik, maupun organisasi massa.

Ia menambahkan, anak muda sejalan dengan karakter dan visi misi Jokowi, terutama dengan pengembangan teknologi digital.

"Kan kita saat ini membutuhkan betul SDM. (Generasi muda) ini juga kan sesuai dengan visi misi Pak Jokowi, SDM dan platform digital," katanya di Jakarta, Rabu.

Menurut Johnny, saat ini Jokowi ingin meningkatkan legacy-nya untuk bangsa dan negara, bahkan generasi ke depannya untuk dikenal sebagai suatu kesuksesan dan menjadi landasan take-off agar setara dengan negara maju yang lain. tri/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top