Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Justin Gatlin Rusak Perpisahan Bolt

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Justin Gatlin menghancurkan pesta perpisahan Usain Bolt saat sprinter berusia 35 tahun itu memenangkan gelar juara dunia nomor 100 meter putra, Sabtu (5/8) waktu setempat. Bolt hanya mampu menempati posisi ketiga nomor paling bergengsi itu dan ejekan dari kerumunan penonton di London yang tidak senang dengan masa lalunya yang tersangkut dugaan doping.

Bolt yang ingin menjadikan ajang kejuaraan dunia kali ini sebagai perpisahan yang mengesankan, berubah menjadi kecaman terhadap dirinya saat Gatlin merebut gelar juara dunia kedua 12 tahun setelah pertandingan pertamanya di kejuaraan dunia dan 13 setelah mengklaim emas Olimpiade pada nomor 100 meter.

Seperti yang sering terjadi sebelum Bolt melakukan awal yang buruk. Jika pada beberapa kesempatan sebelumnya dia bisa melesat jelang finis, kali ini Christian Coleman, pelari berusia 21 tahun yang mengalahkannya di semifinal, telihat akan memenangkan lomba.

Tapi Gatlin, yang tersandung dan kalah di final kejuaraan dunia 2015 dari Bolt dengan terpaut seperseratus detik, berhasil melesat untuk menang dengan catatan waktu 9,92 detik. Coleman, yang telah berlari lebih dari 40 lomba tahun ini meraih perak dengan waktu 9,94 detik. Bolt, berusaha keras berjuang sampai ke garis finis hanya mencatat waktu 9,58 detik.

"Itu hanya salah satu dari hal-hal yang sering terjadi pada saya," ujar Bolt. "Awalan saya membunuh saya. Biasanya, ini akan membaik jelang finis, tapi kali ini tidak terjadi," sambungnya.

Ketika hasil lomba ditampilkan di layar raksasa, kerumunan penonton meneriakkan nama Gatlin. Tanggapan pertamanya adalah menempelkan jarinya ke bibirnya untuk menunjukkan keheningan. Kerumunan orang bereaksi dengan meneriakkan nama Bolt dan sprinter Jamaika itu saat memeluk Gatlin. "Saya melakukan apa yang harus saya lakukan," ujar Gatlin, yang menjalani larangan empat tahun dari 2006 atas pelanggaran doping kedua yang tuduhan itu selalu dia tolak.

"Orang-orang yang mencintai saya ada di sini bersorak untuk saya. Ini adalah lomba terakhir Bolt dan ini bukan tentang mengalahkannya. Saya telah mengalami banyak kemenangan dan banyak kekalahan selama bertahun-tahun, dia mendorong dan mengilhami saya untuk menjadi atlet seperti disi saya hari ini," sambungnya.

Seperti biasa, Bolt tetap dengan murah hati memberikan waktunya kepada penggemar dan media, terlepas dari hasil finis ketiga untuk pertama kalinya di kejuaraan besar. Pelari Jamaika telah meraih empat gelar juara dunia 100 meter, empat lainnya di nomor 200 meter empat medali emas estafet dan delapan mahkota Olimpiade.

Bolt masih memiliki kesempatan lain untuk menambah medali emas pada nomor estafet 4 x 100 meter pekan ini. Di akan kembali bersaing dengan Gatlin yang memperkuat tim AS. ben/Rtr


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top