
Junta Isyaratkan Perpanjang Keadaan Darurat

Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing
Pemimpin junta di Myanmar mengisyaratkan akan kembali memperpanjang keadaan darurat dengan alasan masih terjadi ratusan aksi teror sejak awal tahun ini.
YANGON - Pemimpin junta Myanmar mengisyaratkan bahwa militer dapat memperpanjang keadaan darurat dan menunda pemilihan umum yang dijanjikan dalam komentar yang diterbitkan Jumat (14/7), dengan mengatakan bahwa upaya yang lebih besar diperlukan untuk mengakhiri kerusuhan.
Pemberlakuan keadaan darurat dilaksanakan setelah Myanmar dilanda aksi kekerasan mematikan sejak kudeta menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi lebih dari dua tahun lalu, dimana junta yang berkuasa melancarkan penumpasan berdarah terhadap perbedaan pendapat. Akibatnya ribuan warga sipil tewas dan terluka saat junta bertempur melawan kelompok pemberontak baru dan mapan yang menentang kekuasaan militer.
Sementara itu pemerintahan pimpinan junta Min Aung Hlaing telah memperpanjang keadaan darurat yang diberlakukan selama kudeta beberapa kali setelah mengkonfirmasi bahwa kerusuhan terus berlanjut.
Pada Kamis (13/7), Min Aung Hlaing mengatakan pada pertemuan pejabat senior bahwa aksi "terorisme" di Myanmar memang telah menurun tetapi terus terjadi, mengacu pada serangan yang sedang berlangsung dari pasukan perlawanan antikudeta.
"Lebih dari 782 orang tewas dalam ratusan 'aksi teror' sejak awal tahun ini," kata Min Aung Hlaing, dikutip dari pernyataan militer yang menguraikan pertemuan tersebut pada Jumat.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya