Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengentasan Kemiskinan

Jokowi-Kim Bahas Penanggulangan "Stunting"

Foto : ANTARA/Puspa Perwitasari

Berbincang - Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim (kiri) saat mengunjungi Posyandu Kenanga II di Desa Tangkil, Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/7).

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Presiden Joko Widodo dan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, membahas persoalan mengenai stunting dan gizi buruk bagi anak-anak. "Presiden Kim, fokus kami hari ini adalah masalah pengerdilan masa kanak-kanak.

Ini adalah masalah yang sangat penting bagi saya pribadi," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/7). Hal itu disampaikan Presiden Jokowi setelah menyambut kedatangan Jim Yong Kim dan delegasi Bank Dunia.

"Saya percaya bahwa publik mengharapkan pemimpin seperti Anda, dan saya berpikir terobosan sehingga kami tahu apa yang harus dilakukan (dalam mengatasi stunting)," ucap Presiden.

Tidak hanya itu, Presiden juga ingin semua pihak bisa menyelesaikan persoalan mengenai stunting, terlebih saat pertemuan dirinya dengan Kim.

"Apa yang ingin saya diskusikan dengan Anda adalah cara praktis yang dapat digunakan. Pertama, teknologi, kedua, sektor swasta, dan ketiga, masyarakat sipil dalam perjuangan kita melawan pengerdilan masa kanak-kanak," jelasnya.

Setelah itu, Presiden Jokowi mengajak Kim blusukan ke Posyandu Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sana juga kembali dibahas soal stunting.

Kepala Negara lalu menjelaskan dirinya mengajak Presiden Bank Dunia karena memiliki pengalaman yang banyak dan panjang di negara- negara lain.

Presiden Bank Dunia, Jim Young Kim, mengapresiasi pemerintah Indonesia terutama komitmen Presiden Jokowi dalam mengatasi stunting ini. "Persoalan stunting adalah persoalan yang ada di negaranegara berkembang di dunia," kata Kim. fdl/AR-2

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top