Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Persatuan Nasional

Jokowi: Infrastruktur untuk Satukan Indonesia

Foto : ANTARA/Wahyu Putro A

HADIRI MILAD - Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir ketika menghadiri Peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah di Yogyakarta, Kamis (6/12).

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia dimaksudkan agar antarwilayah menjadi lebih meningkat serta dapat menyatukan seluruh daerah di Tanah Air. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu'allimin-Mu'allimaat Muhammadiyah di Yogyakarta, Kamis (6/12).

"Kenapa harus sambungmenyambung, supaya persatuan kita sebagai sebuah negara besar itu bisa disatukan. Jadi, yang namanya membangun infrastruktur bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga urusan persatuan bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa besar," kata Presiden. Kepala Negara menuturkan persoalan keterhubungan di negara Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau memang menjadi persoalan.

Terlebih, masih banyak wilayah yang belum menikmati infrastruktur yang sebaik di Pulau Jawa. Jokowi kemudian mencontohkan wilayah Papua. Menurutnya, ketiadaan infrastruktur jalan yang baik menyebabkan lamanya waktu tempuh.

"Di Indonesia bagian timur, di Papua, jalan (rusak) seperti ini banyak sekali. Masak hanya 120 kilometer memakan waktu dua atau tiga hari baru sampai. Harus menginap, harus masak di jalan. Inilah pentingnya infrastruktur," papar Presiden. Selain itu, Presiden juga ikut menyinggung pembangunan di Papua yang sempat terhambat dengan adanya kelompok kriminal bersenjata.

Namun hal itu, lanjut Presiden, tak menyurutkan langkah pemerintah untuk terus membangun Papua dan wilayah-wilayah lain di Indonesia agar dapat saling terhubung. "Orang Aceh harus kenal orang Papua, orang Papua harus kenal orang Kalimantan, orang Kalimantan harus kenal orang Jawa, orang Jawa harus kenal orang Sulawesi karena memang negara ini adalah negara besar," ucap Presiden.

Pada Kesempatan itu, Presiden Jokowi berjanji membantu pembangunan kampus Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta dalam waktu dekat. "Yang nanti sebentar lagi, saya belum lihat gambarnya. Akan tetapi, sudah ada coret-coretan di sini," katanya.

Jaga Persatuan

Presiden pun meminta warga Muhammadiyah terus menjaga persatuan dan kerukunan antarwarga. "Selalu saya sampaikan bahwa aset terbesar bangsa ini adalah persatuan. Aset terbesar bangsa kita ini adalah kerukunan," katanya.

Sementara itu, Buya Syafii Maarif mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo adalah contoh pemimpin yang sangat memperhatikan umat Islam. Menurut Buya, Presiden Joko Widodo adalah presiden pertama yang datang ke sekolah Muhammadiyah tersebut dan membantu membangun kampus untuk Muhammadiyah.

"Negara membantu Muhammadiyah harus dibaca dalam kalimat ini, negara dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 tugasnya mencerdaskan bangsa negara tidak bisa melakukan itu semua termasuk menyediakan pendidikan, apalagi Muhammadiyah lebih dahulu hadir," katanya.

fdl/AR-2

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top