Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Semenanjung Korea - 4,7 Juta Warga Korut Ingin Daftar Jadi Militer

Jepang Waspadai Perayaan Berdirinya Partai Buruh Korut

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, menegaskan bahwa Jepang akan meningkatkan kewaspadaannya karena diperkirakan akan ada lebih banyak provokasi dari Korea Utara (Korut) pada 10 Oktober mendatang.

Sebab pada tanggal tersebut, Korut akan memperingati perayaan berdirinya Workers Party (Partai Buruh), partai komunis yang berkuasa saat ini di Korut. "Saya mengerti ini sebuah perayaan penting bagi Korut. Kami akan bersikap waspada," kata Onodera, Jumat (29/9).

Onodera mengulangi pernyataan yang pernah disampaikan oleh penasihat keamanan nasional Korea Selatan (Korsel), Chung Eui-yong. Chung memperkirakan Pyongyang akan melakukan sebuah tindakan pada 10 Oktober dan 18 Oktober. Hanya saja, Chung tidak memberikan detail tindakan apa yang hendak dilakukan pemerintah Korut tersebut.

Pyongyang sering melakukan provokasi dengan melakukan uji coba senjata ketika memperingati sebuah perayaan. Uji coba nuklir yang kelima kalinya pada 9 September tahun lalu dilaksanakan sambil memperingati berdirinya negara itu.

Pemerintah Korut terhitung telah melakukan serangkaian uji coba misil balistik pada 2017, termasuk meluncurkan bom nuklir ke wilayah Jepang baru-baru ini. Beijing yang merupakan mitra dagang utama Korut, telah mendesak agar digelarnya dialog karena ini adalah satusatunya cara untuk menyelesaikan krisis di Semenanjung Korea.

Namun, Jepang cenderung mendukung Washington untuk lebih menguatkan tekanan pada Korut. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, sebelumnya mengatakan saat ini adalah waktunya untuk memberikan tekanan pada Korut, ketimbang dialog guna meyakinkan pemerintah Korut agar benar-benar mengakhiri program-program nuklir dan misilnya.

Pada bagian lain, Direktur Lembaga Pengawas Nuklir PBB (International Atomic Energy Agency / IAEA), Yukiya Amano, mengatakan uji coba nuklir yang dilakukan Korut pada 3 September lalu memperlihatkan bahwa Pyognyang telah mencapai kemajuan yang sangat cepat dalam mengembangkan senjatanya dan hal ini akan menjadi sebuah ancaman global baru.

"Yield jauh lebih besar dari uji coba sebelumnya dan itu artinya pemerintah Korut telah membuat kemajuan yang sangat besar.

Menggabungkan dengan elemen-elemen lain maka ini adalah sebuah ancaman baru dan ini ancaman global," kata Amano seusai berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha.

Menurut Amano, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menentukan apakah Korut sebelumnya telah melakukan sebuah uji coba bom hidrogen, seperti yang diklaim Pyongyang. "Apa yang paling penting saat ini bagi komunitas internasional adalah persatuan," kata Amano.

Lawan AS

Sementara itu, Korut mengklaim 4,7 juta warganya telah mengajukan diri untuk bergabung atau masuk daftar di militer sejak pemimpin Kim Jong-un mengancam untuk "menjinakkan" Presiden Trump "dengan api", pekan lalu.

Seperti yang dilansir USA Today (28/9), jutaan pria muda dan 1,22 juta wanita mengatakan mereka ingin mendaftar untuk melawan Amerika Serikat sejak Jumat, pekan lalu.

Pyongyang sebelumnya mengklaim bahwa warga Korea Utara secara sukarela bergabung dengan militer sebagai bagian dari kampanye propaganda untuk meningkatkan solidaritas. Di tempat terpisah, Malaysia melarang warganya melakukan perjalanan ke Korut sampai pemberitahuan lebih lanjut pada Kamis (28/9).

Pengumuman itu sebagai tanggapan atas uji coba rudal Pyongyang yang baru-baru ini. Malaysia adalah satu dari sedikit mitra diplomatik negara komunis itu. uci/Rtr/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top