Jepang Tunda Uji Coba Pemindahan Puing Nuklir dari Reaktor Fukushima

TOKYO - Operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima di Jepang yang terkena bencana mengatakan uji coba pemindahan puing radioaktif dari reaktor yang rusak minggu ini telah ditunda karena masalah teknis.

Perusahaan Listrik Tokyo (Tepco) bermaksud membuang sampel kecil dari sekitar 880 ton puing radioaktif yang diyakini berada di dalam reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir yang dilanda tsunami.

Namun setelah melaksanakan langkah awal pengambilan uji coba pada Kamis pagi (22/8), juru bicara Tepco mengatakan operator telah "memutuskan untuk menangguhkan pekerjaan".

Uji coba pemindahan tidak akan dilanjutkan pada hari Jumat (23/8) karena operator harus "menyelidiki penyebab masalah tersebut," kata juru bicara lainnya, Tatsuya Matoba, kepada AFP, Jumat.

"Tidak menutup kemungkinan kita akan melanjutkan operasi Sabtu ini, tapi secara pribadi saya belum pernah mengalami operasi seperti ini yang dimulai Sabtu atau Minggu," ujarnya.

Ia mengatakan tidak jelas apakah pekerjaan akan dilanjutkan minggu depan.

"Tergantung pada seberapa dalam kita menyelidikinya," katanya.

Tiga dari enam reaktor pembangkit nuklir Fukushima Daiichi sedang beroperasi ketika tsunami melanda pada 11 Maret 2011, merusak sistem pendingin dan membuatnya hancur dalam bencana nuklir terburuk sejak Chernobyl.

Di tiga unit pembangkit listrik Fukushima, bahan bakar dan material lainnya meleleh lalu memadat menjadi "puing-puing bahan bakar" yang sangat radioaktif.

Sampel kecil itu akan dipelajari untuk mendapatkan petunjuk tentang kondisi bagian dalam reaktor dan isinya yang berbahaya, sebuah langkah penting menuju penghentian operasional pabrik.

Puing-puing tersebut memiliki tingkat radiasi yang sangat tinggi sehingga Tepco harus mengembangkan robot khusus yang dapat menahannya untuk berfungsi di dalamnya.

Membongkarnya telah lama menjadi tantangan paling menakutkan dalam proyek puluhan tahun untuk menonaktifkan PLTN Fukushima Daiichi.

Tepco mengerahkan dua pesawat nirawak mini dan sebuah "robot berbentuk ular" ke dalam salah satu dari tiga reaktor nuklir pada bulan Februari, sebagai bagian dari persiapan tugas pemindahan.

Wahana terbaru yang dilengkapi dengan lengan robotik, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk mencapai serpihan radioaktif di dalam reaktor dan akan muncul lagi dengan sampel bulan depan.

Jepang mulai hampir setahun lalu membuang air limbah dari pabrik yang rusak ke Samudra Pasifik.

Langkah tersebut telah memicu pertikaian diplomatik dengan Tiongkok dan Russia.