Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jepang Memulai Putaran ke-8 Pembuangan Air Olahan PLTN Fukushima ke Laut

Foto : Antara/Xinhua/Zhang Xiaoyu

Unjuk rasa terkait pembuangan air olahan pada Juni 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Jepang pada Rabu (7/8), memulai putaran kedelapan pembuangan air olahan yang diduga terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang lumpuh ke Samudra Pasifik.

Dikutip dari Antara, operator PLTN tersebut, Tokyo Electric Power Company (TEPCO), akan membuang sekitar 7.800 ton air olahan dari tangki penyimpanan ke Samudra Pasifik hingga 25 Agustus.

Kedutaan Besar (Kedubes) Tiongkok di Jepang pada Rabu menyatakan penolakan tegas terhadap langkah pembuangan air olahan ke laut yang tidak bertanggung jawab. "Kegiatan tersebut berkaitan dengan kesehatan seluruh umat manusia, lingkungan laut global, dan kepentingan publik internasional, dan bukan hanya urusan internal Jepang," ujarnya.

Beijing telah menegaskan proses pelepasan air yang diduga terkontaminasi radiasi oleh Jepang ke lautan dapat membawa ancaman potensi kontaminasi di dunia.

Kedubes Tiongkok di Jepang mendesak respons atas kekhawatiran masyarakat internasional tentang keamanan pembuangan air, keandalan jangka panjang fasilitas pemurnian, dan efektivitas skema pemantauan.

PLTN Fukushima Daiichi menghasilkan sejumlah besar air olahan dari proses pendinginan bahan bakar nuklir di bangunan reaktor.

Air yang diduga terkontaminasi tersebut saat ini disimpan di dalam sejumlah tangki di PLTN itu.

Jubir meminta pemerintah Jepang untuk bekerja sama sepenuhnya dalam membentuk skema pemantauan internasional independen yang tetap efektif untuk jangka panjang dan memiliki partisipasi substantif dari para pemangku kepentingan.

PLTN Fukushima Daiichi mengalami kebocoran nuklir (core meltdown) setelah dihantam gempa bumi bermagnitudo 9,0 dan tsunami pada 11 Maret 2011 yang melepaskan radiasi, dan mengakibatkan kecelakaan nuklir level 7, level tertinggi dalam Skala Peristiwa Nuklir dan Radiologi Internasional.

Meskipun mendapat penolakan dari nelayan setempat, penduduk, dan masyarakat internasional, pembuangan air yang diduga terkontaminasi nuklir itu ke laut dimulai pada Agustus 2023.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top