Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Jenderal Bintang Empat Kopassus Ini Ternyata Profesor Intelijen Pertama di Dunia

Foto : Istimewa

Jenderal (Purn) Hendropriyono (tengah) bersama Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dan Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar (kanan) saat masih aktif di TNI.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1945, ia disebut salah satu legenda di Kopassus. Karirnya memang malang melintang di Korps Baret Merah. Bahkan, bersama dengan Kopassus, ia banyak terlibat dalam berbagai operasi militer penting. Salah satunya, diterjunkan ke Timor Timur dalam Operasi Seroja.

Dia adalah Jenderal (Purn) Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di era Megawati Soekarnoputri. Hendro adalah prajurit didikan Kopassus. Bersama Sintong Pandjaitan, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Sutiyoso, Hendro menjadi salah satu dari sederet jenderal senior Kopassus yang masih hidup.

Hendro merupakan alumni Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1967. Sejak lulus dari AMN (Akmil sekarang), Hendro mulai merintis karir di Kopassus. Jabatan pertama yang dipegangnya di Kopassus adalah sebagai Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri. Saat itu Kopassus masih bernamaKomando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Setelah itu, Hendro didapuk menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando. Beberapa jabatan di Kopassus sempat dipegangnya, antara lain Komandan Peleton Puspassus AD, Komandan Kompi Prayudha Kopassandha, Komandan Detasemen Tempur 13, dan Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi.

Karirnya kemudian banyak malang melintang di dunia intelijen. Hendro pernah menjabat sebagaiAsisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya pada tahun 1986.

Jabatan lainnya di dunia intelijen yang pernah dipegangnya adalah sebagaiDirektur Pengamanan VIP dan Objek Vital, Direktur Operasi Dalam Negeri Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI atau Bais TNI. Jabatan ini dipegang Hendro dari tahun 1991 sampai 1993.

Di Bais TNI, Hendro juga pernah menjabat sebagai Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI dan Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI. Lalu, saat Megawati Soekarnoputri jadi Presiden, Hendro dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang dipegangnya dari tahun2001 sampai 2004.

Perannya di dunia intelijen Indonesia cukup besar. Hendro tercatat penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor. Dan, pada bulan 7 Mei 2014, mertua dari Jenderal Andika Perkasa, KSAD saat ini,dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Filsafat Intelijen STIN berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 2576f/A4.3/KP/2014.

Dengan dikukuhkannya Hendro sebagai Guru Besar Intelijen, maka ia pun menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Profesor Intelijen. Atas gelar ini, nama Hendro tercatat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top