Jumat, 28 Feb 2025, 00:00 WIB

Jelang Ramadan, Pengawasan Harga Pangan Diperketat, Efektifkah?

Stabilisasi Harga - Pengawasan Pangan Terus Diperkuat

Foto: antara

JAKARTA – Pemerintah menegaskan kondisi pangan pokok terjaga dan mencukupi menjelang bulan suci Ramadan. Demi mengatasi permintaan konsumsi yang cenderung meningkat, maka pasokan pangan akan digelontorkan sembari memperketat pengawasan di pasar-pasar.

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, salah satu komoditas yang diperhatikan secara serius adalah minyak goreng MinyaKita. Dia menyatakan upaya menurunkan harga MinyaKita di pasaran menjadi target pemerintah.

"MinyaKita ditargetkan penyalurannya dua kali lipat dari biasanya. Harganya harus di level 15.700 rupiah per liter. Sekarang rata-rata harga nasional di 17 ribuan rupiah. Harusnya kalau nanti dibanjiri, harga nanti akan turun. Secepatnya kita laksanakan ini," jawab Arief saat diwawancarai seusai Rakortas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Rabu (26/2).

Dia mengungkapkan mulai 27 Februari, aparat kepolisian akan diterjunkan ke pasar untuk menertibkan harga jual komoditas pokok, terutama MinyaKita, yang melampaui HET (Harga Eceran Tertinggi).

Terkait itu, berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas per 25 Februari, rerata harga di tingkat konsumen secara nasional berada di 17.679 rupiah per liter. Meski begitu, stok minyak goreng secara nasional masih memadai dan bahkan melebihi kebutuhan konsumsi sebulan.

Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 per 21 Februari 2025, diproyeksikan kebutuhan konsumsi minyak goreng di Ramadan atau Maret 2025 akan meningkat sekitar 14,67 persen atau menjadi 488,4 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya. Estimasi kebutuhan konsumsi pada Februari 2025 mencapai 425,9 ribu ton.

"Ketersediaan seluruh komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Bapak Presiden Prabowo perintahnya ke kita, bahwa ketersediaan itu nomor satu. Jadi ketersediaan saat ini memang kita jaga baik-baik," tambah Arief.

Lebih lanjut, stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk minyak goreng per 26 Februari total ada 99 ribu kiloliter yang ada di ID FOOD dan Perum Bulog. Sedangkan ketersediaan minyak goreng secara nasional diestimasikan pada Maret 2025 total ada 815,4 kiloliter.

Praktik Penimbunan

Di tempat sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengimbau pedagang tidak melakukan praktik penimbunan stok. "Kita memutuskan minta betul para pelaku usaha selama bulan suci Ramadan, hati-hati, tidak boleh menimbun barang dagangannya. Kalau minyak goreng, kita sudah sepakat akan dijadikan 2 kali lipat ke pasar-pasar. Jadi (pasokannya) banyak," kata Zulhas.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pihaknya akan melakukan pengecekan terkait penyerapan gabah petani dan harga pangan.

"Kami akan turunkan anggota di lapangan untuk memastikan dan melakukan pengecekan dan penyerapannya kita harapkan bisa sesuai. Demikian juga terkait harga bahan pokok selama bulan Ramadan di pengecer atau di pasar tradisional. Harga harus sesuai HET," ucap Kapolri.

Dia meneruskan apabila Kepolisian menemukan harga pangan pokok yang melebihi HET, maka selanjutnya akan ditelusuri akar penyebabnya untuk segera dilakukan penertiban. Kapolri juga berkomitmen menangani para spekulan yang memanfaatkan momentum bulan Ramadan.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: