Jejak Kaki Hewan Purba di Tiongkok Barat Laut Ungkap Sejarah Zaman Kapur
Foto fosil jejak kaki burung dan kura-kura prasejarah,yang ditunjukkan oleh ahli paleontologi Universitas Geosains Tiongkok Xing Lida.
Foto: ANTARA/XinhuaLanzhou - Tim peneliti ilmiah pada Sabtu (7/9) mengungkap penemuan fosil jejak kaki yang ditinggalkan oleh sejumlah makhluk prasejarah di Tiongkok barat laut yang berasal dari ratusan juta tahun yang lalu, termasuk jejak kaki burung, kura-kura, dan dinosaurus.
Fosil tersebut terkubur di batu pasir merah yang berasal dari Zaman Kapur Awal di wilayah Yongjing, Prefektur Otonom Etnis Hui Linxia, Provinsi Gansu.
Antara 2020 dan 2022, staf sebuah museum dinosaurus di salah satu objek wisata Sungai Kuning setempat menemukan enam situs fosil jejak kaki yang berharga. Lima situs merupakan jejak burung purba, termasuk satu situs yang terdapat jejak kaki kura-kura, sedangkan satu situs lainnya merupakan jejak dinosaurus theropoda.
Penemuan itu telah dipublikasikan di jurnal Cretaceous Research. Dalam jurnal tersebut, para ilmuwan menyoroti bahwa fosil-fosil ini memberikan bukti pertama dari jejak kaki kura-kura di Tiongkok, serta bukti koeksistensi kura-kura dan burung.
Menurut Li Daqing, salah satu peneliti dalam penemuan ini yang juga seorang profesor bidang paleontologi di Universitas Pertanian Gansu, Yongjing merupakan situs fosil terkenal di mana para ilmuwan menemukan banyak tulang dinosaurus, jejak kaki, dan fosil-fosil penting lainnya yang terpelihara dengan baik dari awal Zaman Kapur, yang berasal dari 145 juta tahun silam.
Kali ini, tim peneliti tersebut menemukan sepasang jejak kaki kura-kura berukuran kecil dan sedang yang dapat diidentifikasi sebagai jejak kaki kura-kura purba pertama yang ditemukan di Tiongkok. Jejak tersebut memiliki tingkat kelestarian dan keteraturan yang lebih baik dibandingkan penemuan sebelumnya.
Kepala peneliti yang juga pakar paleontologi di Universitas Geosains Tiongkok, Xing Lida, menduga jejak kaki tersebut kemungkinan ditinggalkan oleh kura-kura yang berjalan di dasar perairan dangkal atau berenang di perairan tersebut. Selain itu, ditemukan juga beberapa jejak kaki kura-kura yang tertutupi oleh jejak kaki burung, yang menunjukkan bahwa jejak kaki kura-kura itu terbentuk sebelum jejak kaki yang ditinggalkan oleh burung.
"Ini memberikan gambaran yang jelas tentang pemandangan ekologis purba: kura-kura bergerak melalui perairan dangkal, meninggalkan jejak kakinya. Saat permukaan air surut, area tersebut tidak lagi tertutup air dan menarik banyak burung untuk mencari makan sehingga, jejak kaki burung bertumpang tindih dengan jejak kaki yang ditinggalkan kura-kura," kata Xing.
Dalam penelitian itu, jejak kaki burung memiliki panjang sekitar 3 centimeter hingga 4 centimeter, menyerupai jejak kaki Koreanaornis lii, spesies burung yang sebelumnya banyak ditemukan dan hidup pada Zaman Kapur di Tiongkok.
Satu-satunya situs fosil jejak kaki yang tidak terdapat jejak kaki burung adalah jejak kaki simetris berjari tiga yang memiliki panjang 16,6 centimeter. Berdasarkan karakteristik morfologisnya, jejak kaki itu kemungkinan besar merupakan jejak kakiankylopollexianberukuran kecil, salah satu kelompok dinosaurus.
Penelitian itu mengungkapkan bahwa selama periode yang didominasi oleh dinosaurus, hewan berkaki empat beradaptasi dengan kedalaman air yang berbeda-beda berdasarkan ukurannya. Penemuan itu dapat membantu para ilmuwan dalam menentukan dan mengategorikan kedalaman air purba, ungkap Xing.
"Selain itu, penemuan ini berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang fauna dinosaurus di Yongjing pada Zaman Kapur Awal dan menawarkan materi berharga untuk mempelajari ekosistem purba di area tersebut," Xing menambahkan.
Sejak akhir 1990-an, lebih dari 2.000 jejak kaki dinosaurus telah ditemukan di daerah tersebut. Baru-baru ini, daerah itu mendapat perhatian media karena temuan fosil dinosaurus yang terus-menerus.
Pada awal Agustus, tim Xing mengungkap koleksi lima fosil jejak kaki kecil milik dinosaurus dari Zaman Kapur yang ditemukan di Prefektur Otonom Etnis Hui Linxia, yang diyakini sebagai salah satu jejak kaki dinosaurus terkecil yang pernah tercatat di dunia.
Kurator museum dinosaurus setempat, You Wenze, yang juga disebut-sebut sebagai salah satu penemu fosil jejak kaki terbaru, mengatakan bahwa penemuan itu memperluas koleksi jejak kaki dinosaurus serta mendongkrak nilai budaya dan pariwisata area tersebut.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Berkaus Hitam, Pasangan Dharma-Kun Kampanye Akbar di Lapangan Tabaci Kalideres, Jakarta Barat
- IBW 2024, Ajang Eksplorasi Teknologi Blockchain Kembali Digelar
- Desa Energi Berdikari Pertamina di Indramayu Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi
- Genap 70 Tahun, Ini 5 Film Godzilla Kurang Terkenal yang Juga Perlu Ditonton
- Haris Azhar Temukan Data Dugaan Politisasi Hukum di Pilkada Banten