Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jauhkan Anak Speech Delay dari Gawai

Foto : ISTIMEWA

kesulitan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi orang tua jika anak-anaknya dapat tumbuh kembang normal sesuai dengan tahapan. Namun ada kalanya orang tua menjumpai anaknya mengalami masalah perkembangan salah satunya keterlambatan bicara (speech delay).

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), keterlambatan bicara terjadi pada 5-8 persen anak usia prasekolah. Speech delay ini dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran, organ mulut, hingga gangguan otak.

Dokter Anak &, Rehab Medik RSIA Bunda Jakarta dr Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR-K, menjelaskan gangguan bahasa berbeda dengan gangguan bicara. Gangguan bicara mengacu pada suara aktual dari bahasa yang diucapkan.

"Sedangkan gangguan bahasa mengacu pada keseluruhan sistem kata-kata maupun simbol yang ditulis, diucapkan atau diekspresikan dengan gerak serta bahasa tubuh untuk mengomunikasikan makna," ujar dia dalam webinar yang diadakan Baby Happy Senin (22/11).

Gangguan bicara meliputi suara, nada, kenyaringan, resonansi, atau kualitas yang disebabkan gangguan struktur. Gangguan artikulasi berupa suara yang salah dapat berupa penambahan, pengurangan, atau distorsi. Gangguan kelancaran bicara adalah gangguan aliran bicara, biasanya terjadi pengulangan, perpanjangan, disertai ketegangan wajah, leher, bahu, dan tangan.

"Sedangkan gangguan bahasa meliputi ekspresif seperti tidak dapat mengungkapkan ide, reseptif atau kesulitan memahami perkataan orang lain, campuran antara ekspresif dan reseptif," ungkap dr Luh.

Ia mengatakan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi keterlambatan bicara. Pertama, orang tua perlu melakukan stimulasi terorganisir. Stimulasi dalam aktivitas sehari-hari dapat memfasilitasi perubahan otak anak.

"Dalam proses pembelajaran komunikasi, dibutuhkan stimulasi yang optimal melalui interaksi aktif dengan cara yang menarik. Orangtua memiliki peranan utama dalam perkembangan bicara dan bahasa anak. Segera periksakan jika ada red flag atau tanda bahaya," lanjutnya.

Agar anak mendapatkan stimulasi yang baik, sebaiknya dijauhkan dari gawai, karena membuat anak kurang mendapatkan stimulasi yang optimal harus dihentikan. "Yang pertama adalah stop gadget. Rekomendasi dari WHO, begitu dari American Pediatric Association memang tidak merekomendasikan gadget untuk anak-anak," tegasnya.

Dari sisi psikologi menurut Psikolog Anak & Remaja, Co-Founder Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima menerangkan, keterlambatan bicara bisa berdampak pada beberapa hal. Pertama sulit mengelola perasaan karena sulit berekspresi, kedua menarik diri dari lingkungan sosial, ketiga kurang percaya diri, dan terakhir lebih sulit berkonsentrasi.

"Kabar baiknya adalah sekitar usia 5 tahun problem perilaku pada anak yang speech delay sering kali tidak ditemukan, dan sekitar 70-80 persen anak yang mengalami keterlambatan bicara akan berkembang sesuai dengan anak seusianya saat memasuki masa sekolah," ujar dia.

Bagi beberapa anak yang mengalami keterlambatan bicara memang seringkali mengalami tantangan di area manajemen emosi, kepercayaan diri, dan pergaulan sosial. Walaupun begitu kunci dari kemajuan perkembangan berbicara anak adalah konsistensi pemberian stimulasi dari orangtua yang jumlah waktu bersama anak tentunya lebih banyak dibandingkan dengan terapis wicara.

"Bukan hanya Ibu, tapi juga peran Ayah sangat besar dalam perkembangan bicara. Hal ini terjadi karena stimulasi kegiatan fisik aktif yang mengasah banyak area otak anak biasanya lebih sering dilakukan Ayah. Oleh sebab itu sangat perlu Ayah sering-sering bermain sambil mengajak anak mengobrol untuk meningkatkan kemampuan bicaranya," papar Saskhya.

Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) Julie Widayawati mengatakan, selaku penyelenggara webinar pihaknya berharap orang tua harus memiliki ilmu untuk mengatasi keterlambatan bicara. "Kami berharap edukasi ini dapat membantu orang tua dalam menjalani peran sehari-hari, memberikan insight dari para pakar sehingga anak mereka dapat tumbuh kembang sehat dan optimal," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top