Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jannik Sinner Akhiri Harapan Novak Djokovic Pertahankan Gelar

Foto : Martin KEEP/AFP

melakukan comeback I Jannik Sinner dari Italia melakukan comeback melawan petenis Serbia Novak Djokovic dalam pertandingan semifinal tunggal putra mereka pada hari ke-13 turnamen tenis Australia Terbuka di Melbourne, Jumat (26/1).

A   A   A   Pengaturan Font

MELBOURNE - Jannik Sinner mengakhiri upaya Novak Djokovic untuk meraih rekor gelar Grand Slam ke-25. Sinner juga menghentikan catatan kemenangan menakjubkan petenis Serbia itu dalam 33 pertandingan di Melbourne Park untuk mencapai final Grand Slam pertamanya.

Unggulan keempat asal Italia itu tidak terpengaruh dengan kehilangan set pertama di turnamen tersebut melawan penguasa Rod Laver Arena. Dia memenangkan semifinal 6-1, 6-2, 6-7 (6/8), 6-3, Jumat (26/1). Sinner akan menghadapi unggulan ketiga asal Russia, Daniil Medvedev, atau unggulan keenam asal Jerman Alexander Zverev dalam pertandingan perebutan gelar hari Minggu. Itu berarti akan ada juara baru di Australia Open.

"Ini pertandingan yang sangat sulit," ujar Sinner. "Saya memulai dengan sangat baik. Dia gagal dua set pertama. Saya merasa dia tidak terlalu baik di lapangan. Jadi saya hanya mencoba untuk terus menekan," sambungnya.

Kemudian di set ketiga Sinner mendapat match point dan forehandnya gagal. Sinner hanya berusaha bersiap untuk set berikutnya, dan memulainya dengan sangat baik. Sinner, 22, telah belajar usai kalah dari Djokovic di semifinal Wimbledon tahun lalu.

Semifinal Wimbeldon adalah pencapaian terjauh yang pernah diraih Sinner di Grand Slam. "Kami bermain sangat mirip. Djokovc adalah server luar biasa. Jadi, saya hanya mencoba untuk mendorongnya sedikit," ucapnya.

Djokovic mengaku tak berdaya melawan pria yang 14 tahun lebih muda. "Di satu sisi, terkejut dengan level saya. Anda tahu, dalam cara yang buruk. Tidak banyak yang saya lakukan dengan benar dua set pertama," ujar Djokovic. Djokovic merasa ini salah satu pertandingan Grand Slam terburuk yang pernah dijalankan.

Sabalenka-Zheng

Di bagian wanita, juara bertahan Aryna Sabalenka akan menghadapi unggulan ke-12 dari Tiongkok Zheng Qinwen di final. Petenis peringkat dua dunia Sabalenka melanjutkan upaya mempertahankan gelarnya dengan mengalahkan unggulan keempat asal Amerika Coco Gauff 7-6 (7/2), 6-4.

Zheng kemudian meraih kemenangan 6-4, 6-4 atas petenis kualifikasi asal Ukraina, Dayana Yastremska. Dengan melakukan hal tersebut, pemain berusia 21 tahun ini menjadi finalis Tiongkok pertama di Melbourne sejak idolanya, Li Na memenangkan gelar tersebut tahun 2014.

Penampilan terbaik Zheng di Grand Slam sebelumnya adalah perempat final US Open tahun lalu. Saat itu dia dengan mudah dikalahkan oleh Sabalenka dalam satu-satunya pertemuan mereka sebelumnya.

Petenis Belarusia ini akan kembali difavoritkan untuk merebut gelar Grand Slam keduanya dalam laga final yang berlangsung Sabtu (27/1). Pertandingan bakal sengit karena kedua petenis sering berlatih bersama.

"Saya bisa fokus pada diri sendiri," ujar Sabalenka setelah mengalahkan Gauff dan membalas kekalahannya di final US Open tahun lalu. Kemenangan tersebut memastikan Sabalenka menjadi pemain pertama sejak Serena Williams tahun 2016 dan 2017 yang mencapai final Australia Open berturut-turut.

Tidak ada seorang pun sejak Victoria Azarenka tahun 2013 yang berhasil mempertahankan gelar putri di Melbourne Park. Zheng, akan memastikan menembus 10 besar dunia untuk pertama kalinya dengan prestasi ini. Dia mendapat dukungan dari sejumlah besar warga Tiongkok di antara para penonton. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top