Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jangan Sampai Bangkrut, Pelaku Wisata di DIY Butuh Bantuan Segera

Foto : Istimewa

Ilustrasi wisata di Yogya.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Pelaku industri pariwisata di DIY mengaku sudah tidak mampu bertahan dengan kembali diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sampai 23 Agustus 2021.

"Sudah masuk injurytime nunggu peluit bangkrut. Pemerintah mau kami semua kalah? Kalau nggak mau ya bantu biar bisa bertahan," kata Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, di Yogyakarta, Rabu (18/8).

Pelaku industri pariwisata di DIY kini menunggu langkah penanganan yang extraordinary dari pemerintah agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 maupun kebijakan pembatasan.

Bobby mengatakan tidak ada sama sekali stimulus dari pemerintah untuk memberikan back up agar industri pariwisata di DIY bisa bertahan. Sebelumnya banyak bantuan sosial terutama paket sembako yang telah diberikan, namun bantuan tersebut belum begitu menyentuh bagi industri pariwisata sendiri.

"Kami tidak tahu apakah bulan depan September bisa bertahan atau tidak, karena sebenarnya kami telah memberikan sinyal kepada pemerintah dan dewan sejak awal Agustus 2021," katanya

Bobby menyatakan pihaknya sudah menyampaikan permohonan kepada pemerintah supaya ada solusi bagi pelaku industri pariwisata di DIY agar tidak semakin sulit dan terpuruk pada Agustus 2021 ini. Untuk itu, pihaknya tidak bisa memastikan lagi nasib pelaku industri pariwisata bisa bertahan atau tidak sehingga lebih baik tutup sementara pada September 2021 nantinya.

"Kami selalu mempertanyakan sejauh mana manfaat dari sertifikasi Clean, Health, Safety and Environment (CHSE) yang kini dikantongi para pelaku pariwisata. Jika industri sudah 'dipaksa' mengikuti sertifikasi itu dan segala cara industri sudah mendapatkannya maka tinggal bagaimana pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi supaya industri pariwisata masih tetap bergerak dengan standar tersebut," terangnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top