Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jangan Hangatkan Kembali Makanan Bersantan, Ini Penjelasannya

Foto : Antara

Ilustrasi makanan bersantan

A   A   A   Pengaturan Font

Tak jarang sebagian masyarakat yang menghangatkan kembali makanan untuk dikonsumsi di lain waktu salah satunya makanan yang bersantan. Nyatanya, makanan yang bersantan tak boleh dihangatkan kembali karena memiliki risiko buruk terhadap kesehatan.

"Makanan bersantan itu mengandung lemak tinggi, nah prinsip lemak kalau dia semakin mencapai titik didih, semakin lama dia diproses, makin dia menimbulkan rasa nikmat dan gurih," kata Pakar Nutrisi, Widya Fadila, dikutip dari Antara, Jumat (31/3).

"Namun tidak disarankan untuk dipanaskan kembali," tambah pakar lulusan Universitas Indonesia itu.

Widya menjelaskan, meski mengandung lemak tinggi, makanan olahan santan tetap memiliki nutrisi baik seperti vitamin, mineral, dan zat besi. Namun, jika dihangatkan kembali bahkan secara berulang, nutrisi-nutrisi baik yang dimiliki makanan bersantan akan rusak serta menambah jumlah kandungan lemak jahat di dalamnya.

Sehingga, jika makanan bersantan dihangatkan dan dikonsumsi secara berkala akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, pada pencernaan salah satunya.

"Nah ini biasanya mengakibatkan sakit perut, perut kembung, gerd, dan lain sebagainya," ujar Widya.

Selain makanan bersantan, sayur seperti bayam dan jenis sayuran hijau lainnya juga tak boleh dihangatkan kembali. Sebab, sayuran hijau yang dihangatkan kembali sangat rentan untuk kehilangan nutrisi.

Meski tetap tidak dianjurkan, setidaknya nutrisi yang hilang dan jumlah lemak jahat yang bertambah dapat diminimalisir. Widya menyarankan untuk menghangatkan kembali olahan bersantan dengan menggunakan microwave. Sebelum menghangatkan kembali, ia juga menganjurkan untuk menyimpan makanan pada wadah tertutup minim udara.

"Ketika kita memanaskan dengan kompor, itu kadang tidak merata panasnya, kalau microwave panasnya biasanya stabil dan lebih baik juga pada proses pembunuhan bakteri," tutur Widya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top