Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jamu PSG, Leipzig Butuh Konsistensi

Foto : Anne-Christine POUJOULAT / AFP

Jesse Marsch

A   A   A   Pengaturan Font

LEIPZIG - Semifinalis Liga Champions 2020, RB Leipzig, berjuang keras di bawah asuhan pelatih asal Amerika Serikat Jesse Marsch untuk mempertahankan performa yang membawa mereka mendekati laga puncak tahun lalu.

Leipzig bakal giliran menjamu Paris Saint-Germain (PSG) pada laga penyisihan Liga Champions grup A di Red Bull Arena Leipzig, Kamis (4/11) dini hari WIB. Laga ini merupakan pengulangan laga semifinal 2020 ketika dimenangi oleh PSG. Klub asal kota Paris itu juga mengalahkan Leipzig pada awal babak penyisihan grup musim ini dua pekan lalu di Paris.

Racikan Marsch yang ditunjuk menggantikan Julian Nagelsmann yang hengkang ke Bayern Muenchen sejauh ini masih mengecewakan. Meskipun pelatih berusia 47 tahun itu telah berhasil membawa Red Bull Salzburg merebut dua gelar, liga Austria dan Piala Austria pada masing-masing dari dua musim terakhir, Marsch telah frustrasi karena Leipzig masih menunjukkan ketidakkonsistenan.

"Jelas kami membayangkan awal yang sangat berbeda untuk musim ini," ujar CEO klub Oliver Mintzlaff, yang telah mendukung Marsch untuk menstabilkan tim setelah tiga kekalahan di Liga Champions.

"Kami sangat menyadari bahwa itu akan memakan waktu setelah begitu banyak perubahan baik pada tim dan staf pelatih dan perubahan di luar lapangan," sambungnya.

Hasil imbang 1-1 Sabtu lalu di kandang Eintracht Frankfurt membuat Leipzig kehilangan tempat keempat di Bundesliga. "Itu gila, kami memiliki segalanya di bawah kendali, tetapi para penyerang kehilangan banyak peluang dan kami membuat terlalu banyak kesalahan," ujar Marsch.

Penilaiannya terhadap pertandingan hari Sabtu juga bisa menyimpulkan hasil yang diraih Leipzig musim ini. Didirikan pada tahun 2009 dan didukung oleh perusahaan raksasa minuman energi asal Austria Red Bull, RB Leipzig terbang melewati piramida sepak bola Jerman untuk mencapai Bundesliga pada musim 2016-2017.

Namun di luar lapangan, RB Leipzig tidak populer di kalangan penggemar sepakbola Jerman. RB Leipzig telah melanggar aturan '50+1' liga Jerman yang dirancang untuk menghentikan pendukung yang memiliki saham pengendali.

Bahkan nama klub dibuat menghindari larangan sponsor muncul. RB merupakan singkatan dari 'RasenBallsport' adalah kata-kata behasa Jerman palsu yang sering menyebabkan mereka disebut sebagai 'Red Bull Leipzig'.

Kritikus menuduh Red Bull membuat klub untuk mempromosikan produk mereka. CEO Dortmund Hans-Joachim Watzke menuduh RB Leipzig hanya ada untuk menjual kaleng minuman energi. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top