Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Infrastruktur l Depo Lebak Bulus Jadi Pusat Pengoperasian MRT

Jalur MRT Terhubung Oktober

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pembangunan fisik proyek MRT yang menghubungkan Bundaran HI sudah mencapai 76,13 persen.

JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menegaskan, pembangunan jalan layang MRT mulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran Senayan akan terhubung pada Oktober 2017. Hingga saat ini, progres pembangunan MRT ini masih sesuai jadwal yang ditetapkan.

"Ada juga pekerjaan viaduct atau jalur jalan kereta. Ada dua pekerjaan launcing box girder yang dikerjakan, dari arah Fatmawati dan dari arah TB Simatupang. Jalur kereta di atas ini akan bertemu pada pertengahan Oktober nanti," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, di Jakarta, Senin (14/8).

Menurutnya, pembangunan fisik proyek MRT baru mencapai 76,13 persen. Terdiri dari pembangunan jalur layang sebesar 64,10 persen layang dan pembangunan konstruksi bawah tanah sebesar 88,26 persen. Pihaknya menargetkan pekerjaan konstruksi ini mencapai 97 persen pada akhir tahun 2017.

"Untuk konstruksi depo dan stasiun Lebak Bulus, baru mencapai 56,86 persen. Depo dan stasiun Lebak Bulus ini menempati lahan seluas 10 hektare, dimana enam hektare digunakan untuk konstrukai depo dan sisanya untuk stasiun," katanya.

Baca Juga :
Paving Blok Plastik

Pusat Kendali

Dia menegaskan, di Stasiun Lebak Bulus ini akan terintegrasi langsung dengan moda bus rapid transit (BRT) melalui Transjakarta. Halte Transjakarta Lebak Bulus tepat menempel di bawah stasiun MRT Lebak Bulus, sehingga penumpang bisa langsung melanjutkan perjalanan dengan MRT menaiki tangga stasiun.

"Di Depo MRT ini sedang dibangun administration building yang juga berfungsi sebagai Operation Control Center (OCC). Lalu disampingnya akan dibangun kantor PT MRT Jakarta, workshop dan inspection shed," katanya.

Dia menegaskan, workshop atau bengkel kereta MRT di Depo Lebak Bulus dijamin bersih dari minyak dan oli-oli. Sebab, pengoperasian kereta MRT ini menggunakan tenaga listrik sehingga tidak akan bahan bakar minyak dalam overhoul dan pemeliharaan kereta.

"Di sini juga sedang dilakukan pengerjaan pemasangan rel kereta. Kita kerjakan enam ribu meter rel untuk pengendapan kereta dan inspeksi harian rolling stock," imbuhnya.

Di sebelah selatan Stasiun MRT, pihaknya juga akan membangun kembali terminal Lebak Bulus. Lokasi terminal ini telah disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah Jalan Batan, Pasar Jum'at, Jakarta Selatan. Nantinya, terminal Lebak Bulus akan dihubungkan dengan skybridge ke arah stasiun MRT.

"Setelah Jalan Batan, nanti ada terminal Lebak Bulus baru. Di sana ada park and ride. Pemprov menyediakan lahan agar masyarakat bisa memarkir kendaraan di sini. Tapi, yang paling dekat itu memang halte Transjakarta, karena persis melekat pada stasiun lebak bulus," imbuhnya.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT, Agung Wicaksono mengungkapkan stasiun dan Depo Lebak Bulus menjadi titik sentral pengoperasian MRT Jakarta. Sebab, di titik ada ada OCC yang berfungsi untuk mengendalikan operasional MRT secara keseluruhan dan terdapat stabling area atau tempat parkir kereta.

"Kita akan punya 16 rangkaian kereta dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 6 unit kereta. Di Depo Lebak Bulus akan ditempatkan 14 rangkaian dan di Bundaran HI ada 2 rangkaian," katanya.

Baca Juga :
Uji Coba Trans Pakuan

Diakuinya, pengoperasian MRT Jakarta mengikuti best Practise MRT yang dilakukam negara-negara maju lainnya di dunia. Saat ini, pihaknya telah mengirimkan 18 orang untuk belajar di MRT Prasarana Malaysia pada batch pertama dan 11 orang pada batch kedua. Pihaknya akan terus mengirimkan pegawai MRT, terutama masinis dan petugas OCC untuk belajar sistem pengoperasian.

"Sesuai Perda No 3 tahun 2008, kita harus beroperasi sesuai standar internasional. Karena ini, MRT pertama kali ada di Indonesia. Untuk aspek operasi pemeliharaan, baru mencapai 25,58 persen. Baik segi persiapan institusi seperti regulasi internal, SOP, program dan struktur organisasi dan juga persiapan SDM," ungkapnya.pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top