Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Jalan Teater Gelar Pertunjukan Inklusif Berbasis Teater Museum

Foto : istimewa

Proses pertunjukan inklusif berbasis teater museum, Main-Mind. Pertunjukan akan berlangsung Februari di tiga Museum di Kota Bandung.

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Kelompok Jalan Teater akan menggelar pertunjukan inklusif berbasis teater museum, Main-Mind, pada Februari mendatang. Ada tiga museum di Kota Bandung yang dipilih sebagai ruang sekaligus panggung pertunjukan yaitu Museum Sri Baduga, Museum Geologi, dan Museum Konferensi Asia-Afrika.

"Ketiga museum itu dipilih berdasarkan konteks tema museum yang beragam, sehingga memungkinkan pendekatan dan eksplorasi artistik yang berbeda," ujar Pendiri Jalan Teater, Sahlan Mujtaba, dalam konferensi pers, Rabu (25/1).

Pentas Main Mind di Museum akan dilangsungkan secara gratis dan terbuka untuk umum di tiga pekan pertama bulan Februari 2023 yaitu Museum Sri Baduga (1-2/2), Museum Geologi (10-11/2), dan Museum Konferensi Asia Afrika (15/2). Informasi lengkap mengenai Main-Mind di Museum bisa didapat via akun Instagram @main_mind.id.

Dia menerangkan, garapannya kali ini bertolak dari kecenderungan umum museum-museum di Indonesia. Menurutnya, keberadaan museum masih sebatas tempat penyimpanan artefak atau pajangan benda-benda koleksi.

"Dalam urusan penyampaian informasi, museum masih jarang diinovasi dengan cara- cara kreatif. Padahal, museum mempunyai potensi ragam daya ungkap terkait multifungsinya sebagai ruang audio-visual juga interpretasinya terhadap masa lampau," jelasnya.

Sahlan mengungkapkan, hal tersebut terlihat pada pola komunikasi penyelenggara museum tiap kali menjelaskan koleksi museum kepada pengunjung. Jika bukan lewat caption atau tekstual, informasi disampaikan secara oral oleh pemandu dengan cara-cara yang tidak banyak berubah dari waktu ke waktu.

Dia menambahkan, lewat Main-Mind di Museum, Jalan Teater berupaya mendobrak kejumudan itu. Tujuannya untuk mengeksplorasi ragam metode komunikasi interaktif dan pembelajaran kreatif di museum, garapan ini juga diharapkan dapat mengeksplorasi praktik-praktik pembelajaran di museum yang berpusat pada pengunjung.

"Konkretnya, pertunjukan yang berlangsung tidak hanya untuk ditonton, tetapi juga menunjukkan bahwa pedagogi alternatif museum sedang dipraktikan," kata produser dan sutradara Main-Mind itu.

Sahlan menyebut, Main-Mind di Museum mengusung empat konsep pertunjukan. Empat konsep tersebut yaitu interpretasi orang pertama, pertunjukan teater, peragaan kembali peristiwa sejarah, dan permainan peran.

Dia menambahkan, proses garapan Main-Mind di Museum berlangsung sejak akhir November lalu, seminggu sekali. Prosesnya melibatkan sejumlah komunitas dan elemen masyarakat sebagai kolaborator terutama penyandang disabilitas, pelajar, guru, praktisi pendidikan, akademisi, sejarawan, seniman, serta penyelenggara dan pengelola museum.

"Pelibatan semua komponen itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan lain diselenggarakannya Main-Mind di Museum: menjadikan museum sebagai ruang inklusif dan demokratis dalam kaitannya sebagai wahana pendidikan dan rekreasi," tandasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top