Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Program RISE

Jalan Menuju Jadi Entrepreneur

Foto : Koran jakarta/ yoyok b pracahyo
A   A   A   Pengaturan Font

Program RISE bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapabilitas usaha mikro-UKM penyandang disabilitas sehingga dapat memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya.

Saat kali pertama bertemu Santoso, 28 tahun, warga Sleman, DI Yogyakarta, tampak sekali kepercayaan dirinya sebagai penjahit layaknya profesional. Dia juga begitu lihai menceritakan proses menjahit dari awal hingga sesuai pesanan. Penyandang tuna daksa ini bahkan berani menargetkan mampu berkembang layaknya desainer terkenal.

Santoso menuturkan, selama 3 tahun terakhir mengaku tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan profesi menjahitnya. Dia merasa, keterbatasan fisiknya menjadi salah satu kendala untuk bisa bersaing dengan penjahit pada umumnya. Demikian pula saat memasarkan, dia hanya sendiri saja. "Bayangkan, jahit sendiri, memasarkan sendiri, terus mau dapat apa?" katanya kepada Koran Jakarta, beberapa waktu lalu.

Santoso rupanya tak patah semangat. Berbekal informasi yang didapat, dia kemudian mengikuti program pelatihan yang diadakan Maybank Indonesia. Tiga hari ikut pelatihan kemudian dilanjutkan dengan mentoring terstruktur selama 3-6 bulan, kini Santoso bisa menatap masa depan dengan cerah. Pendapatannya yang semua hanya 1,5 juta rupiah per bulan menjadi lebih dari 5 juta rupiah per bulan.

Santoso juga tidak melulu mendapatkan pesanan jahitan pakaian biasa tapi mampu memenuhi jahitan seragam untuk pesta pernikahan dan juga baju para pengapit. Selain itu, dia juga telah mampu menggunakan strategi blue ocean, yakni menganalisis rantai pembeli baru dengan memproduksi souvenir-souvenir berupa jahitan dengan target pelanggan para turis dan toko-toko kerajinan di Yogyakarta.

Lebih dari itu, kini Santoso tak sendirian lagi. Dia sudah mampu mengelola gerai di depan rumahnya sebagau rumah produksi dan memperkerjakan dua orang pegawai untuk dapat memenuhi target produksi. "Sebenarnya, kepercayaan diri tumbuh karena saya bertemu banyak rekan ketika mengikuti pelatihan di Maybank. Saya juga jadi terbuka tentang manajemen dan pemasaran. Saya sekarang malah punya kartu nama," akunya.

Sukses Santoso juga diikuti Sri Lestari, 40 tahun, asal Yogyakarta. Wanita ini mampu berkarya membuat tas rajut meski harus duduk di atas kursi roda. Dia merupakan korban dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) semasa berumah tangga sehingga memutuskan untuk berpisah. Ibu dua orang anak ini tinggal di Yogyakarta bersama putranya. Sedangkan putrinya harus tinggal di Bandar Lampung. Kondisi ini menyebabkan depresi dan membuatnya tidak percaya diri.

Namun, selama menjalani pelatihan di Maybank, tergugah rasa percaya dirinya. Akhirnya, Sri memutuskan untuk membuka usaha baru, yakni berjualan tas dan sepatu rajut.

"Berbekal pengetahuan selama pelatihan berusaha membuat dan memasarkan produk kepada pelanggan yang tepat. Dari tidak bisa berbuat apa-apa, kini dalam sebulan mampu memperoleh pendapatan hingga 5 juta rupiah. Bahkan, menerapkan sistem uang muka kepada pelanggan sehingga bisa berpoduksi tanpa menggunakan uang sendiri," ungkapnya.

Santoso dan Sri Lestari adalah warga DI Yogyakarta peserta program pemberdayaan ekonomi berkelanjutan bagi komunitas penyandang disabilitas (Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship-RISE) yang diadakan PT Maybank Indonesia Tbk bersama Maybank Foundation. Program ini akan memberikan pelatihan kepada 2.200 penyandang disabilitas yang akan dilakukan hingga tahun 2019 di 16 kota di Indonesia.

Membangun Kapabilitas

Program RISE bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapabilitas usaha mikro-UKM penyandang disabilitas sehingga dapat memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya. Kepada peserta dilakukan pelatihan 3 (tiga) hari dan 3-6 (tiga-enam) bulan pendampingan. Dalam masa tiga hari pelatihan, para peserta penyandang disabilitas dibekali dengan pengetahuan pengelolaan keuangan, strategi pemasaran dan perubahan pola pikir (mindset). Selanjutnya dalam program mentoring terstruktur selama 3-6 (tiga-enam) bulan, para peserta akan didampingi mentor secara personal untuk meningkatkan pendapatan dan kapasitas usaha, yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan taraf hidup para penyandang disabilitas.

Para penyandang disabilitas itu memiliki beragam lini usaha, mulai dari penjahit, penjual makanan, penjual souvenir, jasa reparasi elektronik, warung kelontong, penjual kerajinan tangan, hingga usaha bengkel kendaraan.

Chairman Maybank Group, Datuk Mohaiyani Shamsudin, mengatakan melalui program RISE, Maybank Group turut mendukung upaya membangun komunitas berdikari, dengan menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan berdampak positif bagi masyarakat, selaras dengan misi humanising financial services. Program ini juga selaras dengan misi ASEAN dan lima sasaran United Naitons Sustainable Development Goals yaitu tanpa kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak dan mengurangi kesenjangan.

Sedangkan Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, menjelaskan Program RISE bertujuan membangun dan meningkatkan kapabilitas usaha para penyandang disabilitas sehingga dapat memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya. "Dengan peningkatkan kapabilitas usaha, para penyandang disabilitas bukan hanya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru tetapi juga memberikan multiplier effect bagi masyarakat di sekitarnya," katanya saat peluncuran Program RISE di Indonesia, Februari lalu di Yogyakarta. yoyok b pracahyo

Keberlanjutan dan Kesejahteraan

Program pemberdayaan ekonomi berkelanjutan bagi komunitas penyandang disabilitas (Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship-RISE) diinisiasi di Malaysia dan telah diikuti lebih dari 1.300 peserta. Saat dilaksanakan sejak September 2014 di Malaysia dan berhasil mencapai kesuksesan, dengan membukukan 411,7 persen rata-rata kenaikan pendapatan dari 40 peserta terbaik dalam periode 6 (enam) bulan yang berakhir April 2015. Pada 2016, RISE mulai dikembangkan ke regional, termasuk ke Indonesia dan Filipina.

Di Indonesia, proyek percontohan (pilot project) program RISE dilaksanakan kepada 211 penyandang disabilitas di Jakarta dan Yogyakarta pada 2016. Serangkaian program pelatihan kemudian dilakukan selama 2017 kepada 94 penyandang disabilitas di Bali, 119 penyandang disabilitas di Tangerang dan 110 penyandang disabilitas di Bogor serta pada 2018 kepada 55 penyandang disabilitas di Yogyakarta serta 99 penyandang disabilitas di Malang. Dari pelaksanaan pilot project hingga pelaksanaan program yang ditargetkan selesai pada 2019, diproyeksikan untuk menjangkau total 2.200 penerima manfaat di Indonesia.

rogram ini terdiri dari program pelatihan selama 3 (tiga) hari dan dilanjutkan dengan program mentoring terstruktur Pkepada para penerima manfaat selama 3-6 (tiga-enam) bulan. Selama masa pelatihan, para peserta penyandang disabilitas akan dibekali dengan pengetahuan pengelolaan keuangan, strategi pemasaran dan perubahan pola pikir (mindset) dalam mengelola usaha. Kemudian dalam program mentoring, para peserta akan didampingi mentor secara personal untuk meningkatkan pendapatan dan kapasitas usaha.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, mengatakan sekalipun program ini akan berakhir pada 2019 tetapi saat ini kami sedang mempersiapkan keberlanjutan dari program ini agar nantinya tercipta role model entrepreneur dari kalangan penyandang disabilitas. "Kami berharap program RISE dapat memacu rekan-rekan disabilitas lainnya untuk terus berjuang guna mencapai cita-cita yang mereka inginkan," jelas Taswin. yok

Mengubah Nasib Kaum Marjinal

Berdasarkan survei Nottingham University, dari awal implementasi program hingga Juli 2017, sebanyak 40 persen peringkat terbaik dari penyandang disabilitas yang mengikuti program ini, telah berhasil memulai atau meningkatkan kapabilitas usaha hingga 351,8 persen. Dalam implementasi tahap awal, program RISE Maybank Foundation ini telah mendapat pengakuan sebagai inisiatif yang memiliki potensi yang besar untuk membuat perubahan pada kehidupan kaum marjinal. Pengakuan ini tercermin dari program RISE yang berhasil meraih penghargaan Silver Medal untuk Corporate Social Responsibility (CSR) pada The Global CSR Summit & Awards 2016.

Diketahui, pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu fokus corporate responsibility Maybank Indonesia. Hal ini selaras dengan misi humanising financial services Maybank Indonesia, yakni secara konsisten memberikan perhatian kepada individu maupun komunitas wirausaha penyandang disabilitas dengan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan semangat pantang menyerah, percaya diri serta meningkatkan keterampilan hingga meningkatkan kapasitas usaha untuk mencapai masa depan yang mandiri dan sejahtera. Mealui program RISE diharapkan dapat membangun dan meningkatkan kapabilitas usaha mikro-UKM sehingga dapat memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya. yok

Komentar

Komentar
()

Top