Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jelang Ramadan l DKI Sediakan Rp50 Miliar Urai Kemacetan Tanah Abang

Jalan ke Tanah Abang Semrawut

Foto : ANTARA/Sigid Kurniawan

diserbu warga l Calon pembeli memilih busana di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/5). Pasar Tanah Abang mulai diserbu warga untuk berbelanja baik busana maupun berbagai keperluan Ramadan.

A   A   A   Pengaturan Font

Tidak ada petugas Dinas Perhubungan dan Satpol PP serta aparat lalu lintas saat kemacetan luar biasa terjadi di jalan menuju Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

JAKARTA - Jelang Ramadan, jalan yang menuju Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dan pusat perbelanjaan Thamrin City (Tamcit), Jakarta macet total dan semrawut.

Pantuan Koran Jakarta, Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, hingga menuju pasar Tanah Abang dan sekitarnya mengalami kemacetan luar biasa hingga kendaraan tak bisa bergerak mulai Jalan Wahid Hasyim, Jalan Jati Bunder, KH Mas Mansyur hingga menuju Jalan Cideng dan fly over Slipi.

Tak ada petugas Dishub dan Satpol PP yang mengatur jalan -jalan yang menuju kawasan Tanah Abang. Seperti tampak di Jalan Wahid Hasyim tak ada satupun petugas Dishub yang berada dikawasan itu. Padahal kemacetan sudah terasa sejak di Jalan MH Thamrin hingga Blok F, Tanah Abang.

Posko Dishub yang berada di Blok B tampak kosong tak ada petugas polisi, satpol PP maupun Dishub. Terlihat mobil Satpol bertengger di lokasi kemacetan titik di blok A dan Blok B tapi tak ada petugas yang mengatur.

Dishub dan Satpol PP tak bisa mengatur lalu lintas hingga memunculkan keluhan pengguna jalan, ujar Dini, saat berkunjung di Tanah Abang.
Dini mengakui terjebak berlama - lama di jalan, bahkan keluar parkir sungguh sulit.

Ia tinggal di Bekasi datang untuk belanja karena untuk menghadapi jelang bulan Ramadan biasanya stock berjualan di tokonya untuk persiapan hingga sampai jelang Idul Fitri, pungkasnya.

Salah satu warga Didi yang kerap nongkrong dan kadang ikut atur lalu lintas mengatakan, kalau setiap libur memang macetnya gak ketolongan karena tidak adanya petugas. "Kadang kami yang mengatur lalu lintas walau kami dapat imbalan seribuan hanya cari uang makan," ucapnya.

"Mungkin petugasnya juga ikut libur kali mas, kalau ada petugaspun juga kalang kalang kabut tingkat kemacetan tinggi sementara petugasnya kurang."

Kata Didi, diperkirakan Tanah Abang akan lebih macet dari tahun sebelumnya dan akan juga muncul pedagang di trotoar selain sebelumnya Jalan Jati Bunder sudah dipergunakan buat para pedagang menghadapi bulan Ramadan.

Pemandangan juga tidak berbda di Jalan Jati Baru, Jakarta Pusat. Trotoar yang dibangun di era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dipadati pedagang kaki lima.

Pedagang Tasik juga ikut menggelar lapak di trotoar dan Jalan Jati Baru. Akibatnya, kemacetan yang mengular dari Jalan Wahid Hasyim bersambung hingga Jalan Jati Baru hingga Jalan Jati Bunder.

Pemadangan semakin semrawut dengan kehadiran parkir liar di Jalan Haji KH Mas Masyur dan Jalan Wahih Hasyim.

Kawasan Tamcit juga tidak lepas dari kemacetan. Pantauan Koran Jakarta, kemacetan di jalan -jalan menuju kawasan Tamcit. Kemacetan sudah mulai dari Jalan MH Thamrin -Grand Indonesia hingga Jalan Kebon Kacang. Arus lalu lintas stagnan dari Jalan MH Thamrin membutuhkan waktu hampir satu jam untuk mencapai Tamcit.

"Kita balik saja, kita batalkan untuk belanja, Ini tidak bergerak," celetuk Nisa, salah seorang warga ketika terjebak macet di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat.

Bahkan salah seorang karyawan Toko pakaian di Tamcit terlambat buka kiosnya karena terjebak macet. Biasanya toko mulai buka pukul 13.00 WIB, baru buka 16.00 WIB. "Bukan hanya macet, cari parkir juga susah luar biasa, "ujar Nia

Penataan Tanah Abang

Penataan Tanah Abang yang tak pernah berujung merupkan factor kesemrawutan kawasan Tanah Abang. Kini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencoba membangun sky bridge atau jembatan penghubung antara Stasiun Tanah Abang dengan Pasar Blok G untuk menyelesaikan PKL dan kemamacetan . Pembangunan sky bridge ini akan menjawab polemik penutupan Jalan Jati Baru Raya yang kini dijadikan lokasi penampungan pedagang kaki lima (PKL).

Untuk menata kawasan Tanah Abang tahap II tersebut, Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan dana dari APBD-Perubahan 2018. Tidak sedikit biaya yang diperlukan untuk membangun sky bridge tersebut.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko, pembangunan sky bridge yang merupakan program lanjutan dari penataan kawasan Tanah Abang tahap I sedikitnya membutuhkan biaya 50 miliar rupiah.

emh/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top