Jakarta Kembali Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia
HADI DJATMIKO Kepala Penguatan Kelembagaan Walhi - Walhi sudah berulang kali mendampingi warga di sekitar PLTU di sekitar DKI Jakarta bahwa memang PLTU batu bara itu berdampak sangat buruk bagi lingkungan.
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - DKI Jakarta kembali menduduki posisi pertama sebagai kota besar paling berpolusi di dunia pada Sabtu (30/9) pagi. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.26 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 163 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut pun mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Setelah Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk berikutnya adalah Doha (Qatar) dengan indeks kualitas udara di angka 160 dan Delhi (India) di angka 159.
Seperti dikutip dari Antara, sejumlah wilayah di Jakarta dengan kualitas udara terburuk, antara lain Kebon Jeruk, Pantai Indah Kapuk, Kalideres, Cilandak Barat dan Pluit.
Hal yang sama juga tercatat pada Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan berada pada kategori sangat tidak sehat dengan indeks angka 234 dan polusi udara PM2.5.
Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Hentikan PLTU
Atas kondisi tersebut, Kepala Penguatan Kelembagaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Hadi Djatmiko mengatakan sudah sejak lama Walhi secara tegas meminta pemerintah untuk segera menghentikan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di seluruh Indonesia. Kondisi pada Sabtu (30/9) membuktikan pencemaran udara di Jakarta yang menjadi terburuk di dunia adalah akibat kelalaian pemerintah untuk segera melakukan transisi energi.
"Walhi sudah berulangkali mendampingi warga di sekitar PLTU di sekitar DKI Jakarta bahwa memang PLTU batu bara itu berdampak sangat buruk bagi lingkungan," kata Hadi.
Hadi mengatakan sesuai UU, ada kewajiban bagi pemerintah dalam hal ini badan-badan terkait untuk melakukan audit emisi terhadap PLTU di sekitar Jakarta. Sebab pencemaran udara yang terjadi hari ini dampak buruknya sudah mulai dirasakan warga dengan banyaknya orang dewasa hingga anak-anak yang kena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan angkanya terus meningkat.
Kondisi di mana Jakarta sudah menjadi wilayah dengan udara terburuk di dunia menurut situs IQAir, menurut Hadi, menunjukkan bahwa audit itu tidak berjalan. Sebab, berdasar Amdal, PLTU wajib menggunakan teknologi canggih terbaru untuk menyaring emisi. Namun dengan kondisi yang ada berarti tidak ada penggunaan teknologi tersebut.
"Artinya audit menyeluruh emisi di PLTU pengguna batu bara mesti melibatkan lembaga lain yang kredibel dengan keterlibatkan masyarakat sipil dan swasta dan di dalamnya," kata Hadi.
Walhi, menurut Hadi, mendorong pemerintah untuk segera mempensiunkan dini PLTU batu bara dan melaksanakan transisi energi bersih dan berkeadilan. Sebab, akar masalah dari pencemaran udara yang terjadi di Jakarta maupun di Indonesia secara umum adalah penggunaan batu bara dan energi fosil lainnya yang berlebihan.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 4 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- BPS DKI Catat Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Turun, Kini yang Miskin hanya Segini
- 10.000 Hektare Tambak Tak Produktif di Bekasi Bakal Direvitalisasi
- Tamparan Hukum, Ketua PN Surabaya Ditangkap
- Asing Was-was terhadap Kebijakan Trump, Saham Perbankan Loyo
- BPS Ungkap Tingkat Kemiskinan September 2024 Terendah Sepanjang Sejarah