Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jakarta dalam Ancaman Besar, 4 Januari 76 Tahun Lalu Soekarno-Hatta Secara Rahasia Pindahkan Ibu Kota ke Yogya

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Tahukah kamu bahwa pada 76 tahun silam rombongan pemimpin Republik Indonesia (RI) secara rahasia memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta?

Ya, Ibu kota terpaksa harus pindah karena situasi Jakarta yang tidak aman. Terjadi sejumlah percobaan penculikan dan pembunuhan terhadap pemimpin negara oleh tentara NICA yang tak ingin bangsa Indonesia merdeka

"Dalam situasi tak menentu itu Sri Sultan HB IX menawarkan kepada Presiden agar ibukota dipindah ke Yogyakarta. Tawaran ini disambut baik Presiden," demikian terang Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra, dalam rilis pers yang diterima redaksi hari ini.

Segeralah disusun rencana kepindahan secara rahasia. Perjalanan kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta dilakukan secara diam-diam. Bung Karno dan keluarga menaiki kereta dari halaman belakang rumah Jl. Pegangsaan Timur (sekarang museum Proklamasi) menggunakan rangkaian kereta yang seluruh lampu-lampu gerbong dimatikan untuk menghindari kecurigaan patroli tentara NICA.

Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta keluarga dan para menteri menggunakan kereta api dan tiba dengan selamat di stasiun Tugu Yogyakarta pada pagi hari 4 Januari 1946.

Sesampai di Yogya, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sempat tinggal sekitar tujuh pekan di gedung Parangkarso Kompleks Puro Pakualaman sebelum berkantor di Istana Gedung Agung.

"Untuk mengenang peristiwa maha penting tersebut, Sekber Keistimewaan DIY bersama Paguyuban Bregada Rakyat DIY akan menggelar defile "Menyongsong 76 Tahun Yogya Ibukota RI" pada Senin 3 Januari 2022," jelas Widihasto.

Defile dimulai pukul 19.00 WIB start dari halaman Stasiun Tugu sisi timur, masuk jalan Malioboro dan finish di depan Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.

Defile melibatkan Bregada Puroloyo Imogiri Bantul, Bregada Panji Parentah DIY, Bregada Nitimanggala Gedongkiwo dan arak-arakan bendera Merah Putih dan dwaja Paguyuban Bregada Rakyat DIY.

Defile akan finish di depan istana negara Gedung Agung. Selanjutnya peserta akan melakukan prosesi peringatan 76 tahun Yogya Ibu Kota RI.

"Defile ini digelar untuk mengajak masyarakat mengingat peristiwa penting yang melibatkan Yogya dan para pemimpin republik ini," jelas Widihasto. (YK/N-3)


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top