Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jaga Tumbuh Kembang Anak

Foto : ANTARA/Risky Syukur

Arsip. Seorang anak mengikuti posyandu di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Selasa (12/12/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepulauan Seribu mengedukasi pemangku kepentingan mengenai pentingnya tumbuh kembang anak pada seribu hari pertama kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting.

"Kami ingatkan lagi pentingnya menjaga tumbuh kembang anak untuk mencegah stunting," kata Kepala Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sudin PPAPP Kepulauan Seribu, Novi Rachmawati, Minggu.

Menurutnya, kejadian selama periode emas 1.000 HPK perlu dijaga guna mewujudkan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kepulauan Seribu. "Kondisi ini harus diketahui masyarakat agar bersama-sama memenuhi kebutuhan gizi anak seoptimal mungkin," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Sub Kelompok Urusan Kesra-Bagian Pemkesra, Kabupaten Kepulauan Seribu, Cecep Suryadi, menambahkan 1.000 HPK merupakan periode sensitif. Sebab akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.

Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan mental dan kecerdasannya. Kelak pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif. Cecep menuturkan, pada tahun 2020-2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Penduduk dengan usia produktif akan sangat besar mencapai kurang lebih 65 hingga 70 persen.

"Artinya, kita memiliki sebuah peluang dari proporsi penduduk produktif rentang usia 15-64 tahun dibanding penduduk usia nonproduktif kurang dari 15 tahun dan di atas 65 tahun," jelasnya. Selain itu, dalam menyambut harus dilakukan persiapan baik. Bonus demografi bisa dimanfaatkan agar berdampak luas secara jangka panjang untuk pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup Jakarta terus mematangkan rencana membangun pulau sampah di Kepulauan Seribu pada tahun 2027. Ini sebagai upaya pengelolaan sampah serta solusi keterbatasan lahan.

"Kalau bicara pulau sampah, jangan membayangkan tempat tersebut dibangun dari tumpukan sampah ataupun digunakan sebagai TPA seperti Bantargebang. Bukan seperti," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto di Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu.

Asep menjelaskan, ide ini datang dari Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono untuk menambah ruang pengolahan sampah dengan luas sekitar 200 hingga 300 hektare.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top