Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Jaga Stabilitas Kawasan, Jika Terus Provokasi Tibet Maka Beijing Yakin AS Ulangi Kegagalan 1960-an

Foto : Antara/Xinhua

Daerah Otonom Tibet di China barat daya akan berupaya membangun tiga kota, termasuk Lhasa yang merupakan ibu kota regional daerah otonom tersebut, untuk menjadi kota-kota bebas sampah pada 2025.

A   A   A   Pengaturan Font

Beijing - Jaga stabilitas kawasan. Otoritas China mendesak Amerika Serikat tidak lagi menggunakan isu terkait Tibet untuk mengintervensi urusan dalam negeri China dan mengganggu kepentingan nasionalnya serta menghentikan dukungan terhadap aktivitas kemerdekaan Tibet.

"Jika AS terus melakukan provokasi melalui isu-isu terkait Tibet, maka mereka bakal mengalami kegagalan lebih besar lagi daripada 60 tahun yang lalu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Rabu.

Menurut dia, isu-isu Tibet tidak berkaitan dengan masalah etnisitas, agama, atau hak asasi manusia.

"Isu tentang Tibet menitikberatkan pada masalah kedaulatan dan integritas teritorial China," ujarnya menanggapi pernyataan tentang laporan intelijen terbaru yang dirilis Kementerian Luar Negeri AS terkait bantuan terhadap pelarian Tibet.

Wang menuduh AS melakukan manipulasi politik dengan menggunakan isu AS atas dalih hak asasi manusia.

"Mereka telah membentuk apa yang disebut dengan Koordinator Khusus untuk Masalah Tibet untuk menyebarkan informasi palsu, bertindak negatif terkait Tibet, memberikan bantuan dana dalam jumlah besar kepada kelompok Dalai Lama, dan memberikan ruang untuk aktivitas 'kemerdekaan Tibet'," ungkapnya dalam pengarahan pers rutin.

Hal itu, lanjut dia, menunjukkan bahwa AS tidak pernah menyerah menggunakan isu-isu terkait Tibet untuk mencampuri urusan dalam negeri China.

Hampir sepanjang tahun 1960-an, CIA memberikan bantuan dana senilai 1,7 juta dolar AS per tahun untuk gerakan pengasingan Tibet, termasuk subsidi tahunan sebesar 180 ribu dolar AS kepada Dalai Lama, demikian dokumen intelijen AS.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top