Izin Liga 1
Sejumlah Official mengangkat gawang saat persebaya latihan perdana di Stadion Jenggolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (20/5/2021). Persebaya mulai melakukan persiapan untuk menyambut kompetisi Liga 1 yang direncanakan bergulir pada awal Bulan Juli mendatang.
Semua pihak yang terlibat dalam kompetisi Liga 1 harus bisa menjaga kepercayaan yang diberikan pemerintah.
Sudah setahun lebih kompetisi sepak bola di Tanah Air berhenti karena pandemi Covid-19. Praktis, sejak saat itu tiada terlihat lagi ingar bingar suporter memadati jalanan menjelang dan seusai pertandingan Liga 1 di masing-masing kota.
Saat dihentikan Maret tahun lalu, masing-masing kesebelasan peserta kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu baru bertanding tiga kali. Sedangkan pemain sudah dikontrak satu musim hingga kompetisi 2020/2021 usai. Tentu saja ini merugikan klub-klub, terutama klub yang telah jor-joran mengontrak pemain asing dengan biaya yang sangat mahal.
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk yang membawahi Bali United mengaku rugi 22,4 miliar rupiah di tahun 2020. Kerugian tersebut terutama karena dihentikannya kompetisi sehingga pendapatan perusahaan dari penjualan tiket dan sponsorship turun drastis. Klub-klub lain nasibnya pun setali tiga uang.
Dihentikannya komeptisi Liga 1 2020/2021 dengan alasan mengurangi penyebaran Covid-19 merupakan langkah tepat. Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya jika belasan ribu atau puluhan ribu orang berkumpul di satu tempat menyaksikan pertandingan sepak bola, pasti akan bermunculan klaster-klaster baru dengan nama stadion seperti klaster Kanjuruhan, klaster Gelora Bung Karno, klaster Jakabaring, klaster Gelora Bung Tomo, dan seterusnya.
Kita tidak bisa meniru luar negeri, terutama di liga-liga negara Eropa seperti Inggris, Italia, Spanyol, Perancis, dan juga Jerman yang kompetisi sepak bolanya tetap jalan meski tanpa dihadiri penonton. Masyarakat kita dikenal abai dalam hal disiplin. Siapa yang bisa menjamin para supporter tidak nonton bareng (nobar) di suatu tempat. Atau kalau tidak disiarkan langsung di televisi, siapa yang bisa menjamin para suporter tidak akan konvoi keliling kota usai pertandingan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya