Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Konflik I Uni Eropa Serukan Dilakukan Pembebasan Para Sandera

Israel dan Hamas Diminta Lanjutkan Perundingan Damai

Foto : ISTIMEWA

ABDULLAH BIN ZAYED AL NAHYAN Menteri Luar Negeri UEA - UAE mendesak para pihak agar menanggapi panggilan untuk melanjutkan pembicaraan mendesak pada 15 Agustus 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

KAIRO - Uni Emirat Arab (UAE) menyerukan kepada Israel dan gerakan Palestina Hamas untuk menanggapi seruan dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, pada pekan lalu, menyerukan hal itu sekaligus sebagai upaya untuk mengakhiri penderitaan rakyat Jalur Gaza.

Pada hari Kamis (8/8), Presiden Mesir, Abdel Fattah Sisi, mengumumkan Mesir, Qatar, dan AS telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak Israel dan Hamas untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata pada 14-15 Agustus.

Seperti dikutip dari Antara, para pemimpin ketiga negara tersebut menyatakan kesiapan untuk mengajukan proposal akhir guna mengamankan gencatan senjata.

"UAE mendesak para pihak agar menanggapi panggilan untuk melanjutkan pembicaraan mendesak pada 15 Agustus 2024," kata Al Nahyan dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri.

Hamas menuntut pembebasan sejumlah politikus senior Palestina, termasuk pemimpin gerakan Fatah, Marwan Barghouti, dan Sekretaris Jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina, Ahmad Sa'adat, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Israel, berdasarkan gerai berita Youm7 pada Jumat, mengutip sumber Palestina.

Pembebasan Anak-anak

Sumber tersebut menambahkan, Hamas juga menuntut pembebasan wanita dan anak-anak Palestina, terutama mereka yang ditahan setelah Oktober 2023. Sebelumnya pada 7 Oktober 2023, Israel mengalami serangan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza.

Selain itu, pejuang Hamas menyusup ke wilayah perbatasan, menembaki militer dan warga sipil, serta menyandera lebih dari 200 orang. Pihak berwenang Israel menyatakan sekitar 1.200 orang tewas selama serangan tersebut. Sebagai balasan, tentara Israel melancarkan Operasi Pedang Besi yang brutal di Jalur Gaza.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan Uni Eropa (EU) telah bergabung dengan Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir dalam menyeru Israel dan gerakan Palestina, Hamas, untuk sepakat melakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

"EU bergabung dengan Mesir, Qatar, dan AS dalam seruan mereka untuk menyelesaikan, tanpa penundaan, kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Kami menegaskan kembali dukungan penuh memediasi mereka untuk mengakhiri siklus penderitaan yang tak tertahankan ini. Kesepakatan tersebut juga akan membuka jalan bagi deeskalasi regional," kata Borrell di X.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, mengatakan Belanda mendukung pernyataan Mesir, Qatar, dan AS tentang gencatan senjata di Jalur Gaza.

Inggris juga menyambut baik upaya mediasi tersebut dan sepenuhnya mendukung pernyataan yang menyerukan dilanjutkannya negosiasi gencatan senjata.

"Pemerintah Inggris telah memprioritaskan upaya untuk mengakhiri konflik dan memastikan pembebasan sandera dengan aman, bekerja sama dengan mitra internasional, sejak hari pertama," kata Menteri Luar Negeri David Lammy.

"Kami setuju dengan mitra kami, tidak boleh ada lagi penundaan, pertempuran harus dihentikan sekarang. Semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas harus dibebaskan. Kami juga perlu melihat pengiriman bantuan tanpa hambatan ke Gaza. Kesepakatan tersebut berada dalam kepentingan jangka panjang bagi Israel, Palestina, dan semua pihak yang terlibat," ujar Lammy menambahkan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top