Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Survei Pilkada

Iriadi Datuk Tumanggung, Epyardi Asda, dan Nofi Candra, Populer di Pilkada Solok

Foto : Dok Rumah Demokrasi

Suasana diskusi daring tentang persaingan dalam pilkada di Kabupaten Solok, Sumbar berdasarkan hasil survei

A   A   A   Pengaturan Font

Sedangkan sosok Iriadi Datuk Tumanggung juga mengalami lonjakan elektabilitas, Elektabilitas melejit hingga di angka dua dijit. Epyardi Asda, Nofi Candra dan Iriadi Datuk Tumanggung merupakan sosok bakal calon Bupati Solok yang elektabilitasnya terus mengalami trend positif dengan kenaikan yang sangat signifikan dibandingkan calon lain

Pengetahuan publik yang cukup kuat terhadap Epyardi Asda dan Nofi Candra, karena keduanya merupakan sosok yang pernah duduk di kursi legislatif DPR RI dan DPD RI. Publik mengetahui dalam kontestasi Pemilu sebelumnya. Epyardi Asda pernah menjabat anggota DPR RI, sementara Nofi Candra pernah menjadi anggota DPD RI. Sementara itu Iriadi Datuk Tumanggung figur asli Kabupaten Solok yang meniti karir sebagai PNS secara mengejutkan dapat muncul bersama dua figur kuat. Konsep Iriadi juga hampir sama dnegan program calon-calon lain yakni mengarah ke pertanian. Perbedaannya Iriadi mengusung pembangunan pertanian modern dan pengelolaan industri jasa pariwisata. Ini merupakan upaya sosok ini untuk membangun ketertinggalan pembangunan di Kabupaten Solok.

Narasumber lain, Rika Febriani, Dosen UNP Padang, menyinggung soal munculnya nama-nama tokoh lama Epyardi Asda, Nofi Candra, Desra, Yulfadri, Iriadi Datuk Tumanggung yang mendominasi calon kontenstan Pilkada Kabupaten Solok menurutnya tidak mengejutkan. Menurutnya Pilkada 2020 dengan kamapnye virtual sangat menarik, para kontestan dapat langsung kampanye adu gagasan dan program dengan menyasar isu-isu strategis seperti isu tentang ekonomi, penanganan pandemi, isu kemanusiaan, pengelolaan sumber daya alam. Rika juga menyinggung peran tokoh ninik mamak serta bundo kanduang sangat strategis bagi para kontestan untuk mendulang elektabilitas.

Pengamat politik dari Kabupaten Solok, Dori Asra Wijaya, menyinggung lemahnya manuver politik para kontestan sehingga undecided voters sangat tinggi. Ia menyinggung pemilih milenial sekitar 55% yang seharusnya bisa digarap sebagai potensi pemilih

kandidat. Kandidat harus mengubah pendekatan lama dengan manuver politik baru, gagasan pembangunan SDM bukan politik klasik dengan program program pembangunan dan janji-janji normative dalam bentuk jargon. Menurutnya milenial membutuhkan program konkrit yang dapat menyentuh langsung pada perubahan Kabupaten Solok.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top