Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesepakatan Multilateral

Iran Ancam Lanjutkan Program Nuklir

Foto : AFP/Andrea s SOLARO
A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Iran mengatakan siap untuk melanjutkan program nuklirnya termasuk pengayaan uranium bagi memproduksi senjata nuklir, jika Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan nuklir 2015. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, dalam acara wawancara di jaringan stasiun CBS, Face the Nation, Minggu (22/4).

"Presiden Iran, Hassan Rouhani, telah mewanti-wanti bahwa Washington DC akan menyesali jika mundur dari kesepakatan nuklir, dan Iran akan segera meresponsnya dalam kurun waktu sepekan saja," kata Menlu Zarif.

Sebelumnya Presiden AS, Donald Trump, telah menentukan tengat waktu hingga 12 Mei bagi Eropa agar memperbaiki kesepakatan nuklir Iran. Dalam kesepakatan itu disetujui bahwa Iran harus mengakhiri program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.

"Jika putusan Presiden Trump secara resmi mundur dari kesepakatan, maka Iran akan mengambil keputusan yang mentaati maupun diluar kesepakatan 2015," imbuh Menlu Iran.

Dalam penjelasannya, Menlu Zarif menyebut Iran akan bisa segera memulihkan aktivitas nuklirnya dengan kecepatan tak terduga.

Nasib kesepakatan nuklir Iran 2015 tergantung dari lobi Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang akan berkunjung ke Washington DC pada Senin (23/4). Sebelumnya pada Jumat (20/4), Kanselir Jerman, Angela Merkel, juga telah melakukan kunjungan ke Washington DC juga untuk membahas kesepakatan nuklir Iran.

Dalam pernyataannya, Menlu Iran mengatakan agar para pemimpin Eropa harus bisa membujuk AS agar tak meninggalkan kesepakatan nuklir 2015. Para pemimpin Eropa juga telah berjuang untuk menyelamatkan kesepakatan ini namun dengan syarat agar Iran mau mengakhiri uji coba roket serta menekan pengaruhnya dalam konflik di Yaman, Suriah dan Libanon.

Penukaran Tahanan

Pada bagian lain, Menlu Zarif mengatakan bahwa Tehran siap untuk membahas penukaran tahanan jika pemerintahan AS dibawah pimpinan Presiden Trump mau mengubah sikapnya.

"Negosiasi tak menutup kemungkinan untuk membahas perspektif kemanusiaan, namun dituntut adanya perubahan sikap," ucap Menlu Zarif.
Saat ini Iran menahan 5 warga AS, termasuk salah satunya warga AS berusia 81 tahun bernama Baquer Namazi, yang saat ini kabarnya kondisi kesehatannya sedang menurun. Sementara ada sejumlah warga Iran ditahan di AS maupun di negara-negara lain atas permintaan AS.

Menlu Zarif mengecam pemerintahan AS karena memperlihatkan sikap tak hormat pada Iran terutama yang ditunjukkan oleh Presiden Trump. "Kalian tak dapat bernegosiasi jika tak menghormati sebuah negara, rakyat dan pemerintahannya, terutama jika menuntut digantinya sebuah rezim," kata Menlu Iran itu.

Saat ini Presiden Trump ingin agar kesepakatan nuklir Iran 2015 dibatalkan, sementara penasihat keamanan nasional AS yang baru, John Bolton, menuntut agar ada perubahan rezim di Iran.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top