Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sanksi AS

Iran Ancam Keluar dari Kesepakatan Nuklir

Foto : istmewa
A   A   A   Pengaturan Font

DUBAI - Iran ancam segera tinggalkan kesepakatan dengan negara-negara kuat dunia tentang program persenjataan nuklir jika Amerika Serikat (AS) terus membebani Iran dengan sanksibaru. Hal itu disampaikan Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada Selasa (15/8).

"Jika AS kembali memberlakukan sanksi-sanksi lagi, maka Iran akan secepatnya akan membuat krisis jauh lebih kuat dari semula," pidato Presiden Rouhani dalam sebuah sesi di parlemen yang disiarkan oleh televisi nasional.

Iran menyatakan bahwa sanksi baru yang dijatuhkan AS telah mencederai kesepakatan yang dicapai pada 2015 antara Iran dengan AS, Russia, Tiongkok, dan 3 negara kuat Eropa. Isi kepakatan 2015 yaitu penghentian program nuklir Iran, dengan imbalan pencabutan sebagian embargo internasional terhadap Iran.

Pada penghujung Juli lalu, Kementerian keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap enam firma Iran yang memiliki peran dalam pengembangan program misil balistik.

Sanksi ini diberikan setelah Teheran meluncurkan roket dengan kemampuan menempatkan satelit di orbit luar angkasa. Sanksi dari AS terhadap Iran tak berhenti di sana. Pada awal Agustus lalu, Presiden AS, Donald Trump, menandatangani rancangan undang-undang (RUU) bagi penerapan sanksi terbaru terhadap Iran, Russia, dan Korea Utara. RUU ini kemudian diloloskan oleh pihak kongres AS. Undang-undang penjatuhan sanksi terbaru AS ini menyasar program misil Iran serta pelanggaran hak asasi manusia.

AS menjatuhkan sanksi unilateral setelah menyatakan uji coba peluncuran misil balistik Iran telah melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mencantumkan kesepakatan nuklir berupa seruan terhadap Teheran agar tak lagi melakukan aktivitas terkait pengembangan kapabilitas misil balistik yang sanggup membawa hulu ledak nuklir, termasuk mengembangkan uji coba dengan teknologi terkait.

Tambah Anggaran

Sejauh ini Iran menyangkal bahwa pengembangan persenjataan misil telah melanggar resolusi PBB dan menegaskan misil tersebut tak dirancang bisa membawa hulu ledak nuklir.

Dalam pidatonya, Presiden Rouhani menyinggung bahwa dalam beberapa bulan terakhir, dunia telah menyaksikan sikap AS yang tidak konsisten dan secara berulang kali tak menepati janjinya dalam kesepakatan nuklir 2015. Rouhani juga menyebut AS secara berulang kali mengabaikan beberapa kesepakatan internasional lainnya.

"Dunia secara gamblang telah tahu bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Trump, AS telah menyepelekan kesepakatan internasional dan kesepakatan nuklir. AS juga meninggalkan Kesepakatan Paris dan kesepakatan damai dengan Kuba. AS bukanlah mitra yang baik dan negosiator yang bisa diandalkan," kata Rouhani.

Pada akhir pekan lalu, parlemen Iran menyetujui proposal undang-undang peningkatan anggaran pengembangan program rudal dan militer sebagai balasan atas sanksi baru. Dalam rancangan tersebut, Iran berencana mengalokasikan lebih dari 260 juta dollar AS untuk program misil balistik.

Namun, RUU tersebut masih harus lolos voting tahap dua di parlemen dan mendapat persetujuan akhir dari badan ulama sebelum bisa diimplementasikan. Rtr/CNN/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top