Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Korporasi

IPO Wahana Interfood "Oversubscribed" 9,66 Kali

Foto : KORAN JAKARTA/WAHYU AP

PENCATATAN SAHAM PERDANA - Direktur Utama PT Wahana Interfood Nusantara Tbk, Reinald Siswanto (dua kiri) menerima plakat dari Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia (dua kanan) usai pencatatan saham perdana PT Wahana Interfood Nusantara Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/3).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Wahana Interfood Nusantara Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) usai melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO).

Perseroan yang mendapuk kode saham COCO mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 9,66 kali dari IPO atau 866,54 kali selama masa penawaran umum pada tanggal 11-13 Maret 2019. Perseroan menjadi emiten ke-7 yang mencatatkan sahamnya di BEI di tahun 2019.

Direktur Utama Wahana Interfood Nusantara, Reinald Siswanto, mengatakan IPO yang oversubscribed menunjukkan industri consumer goods, khususnya makanan-minuman memiliki prospek yang bagus. Apalagi, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia memprediksikan perkembangan industri makanan-minuman dapat tumbuh di atas 9 persen pada tahun ini.

"IPO kami menarik perhatian yang cukup tinggi dari para investor hingga mengalami oversubscribed," ungkapnya di Jakarta, Rabu (20/3). COCO melepas 168 juta saham ke publik atau 33,07 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga 198 rupiah. Dengan begitu Perseroan meraup dana segar 33,2 miliar rupaih.

Dana tersebut, lanjut Reinald, akan digunakan untuk mewujudkan berbagai rencana jangka panjang, di antaranya pembelian lahan dan pembangunan pabrik baru dengan mesin-mesin berteknologi tinggi untuk memenuhi permintaan produk cocoa dan cokelat berkualitas premium dari pelanggan dalam dan luar negeri.

"Ekspansi bisnis kami sudah mencapai ranah internasional dan memiliki pelanggan dari berbagai macam brand ternama di Indonesia yang bergerak di bidang bakery, pastry, chocolate, dan waralaba coffee shop berskala internasional," ucap dia.

Rinciannya, sekitar 23,03 persen digunakan untuk belanja modal berupa tanah seluas 6.280 meter persegi yang berlokasi di Jalan Raya Parakan Muncang, Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Lalu, sekitar 15,81 persen digunakan untuk pembayaran uang muka kepada kontraktor untuk membangun pabrik seluas 2.291,60 meter persegi di Jalan Raya Parakan Muncang-Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pembangunan pabrik direncanakan Juni 2019. Sisanya 61,16 persen akan digunakan sebagai pembayaran uang muka pembelian mesin baru. Total nilai pembelian mesin baru sebesar 18,56 miliar rupiah.

Dengan penambahan mesin baru maka total kapasitas produksi sebesar 10.600 ton pada 2021 dari kapasitas saat ini sebesar 6.000 ton. "Pada tahun depan, mesin sudah mulai jalan. Pada 2021, mesin akan beroperasi penuh," kata dia.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top