Investor Tiongkok Investasi dalam Proyek Lithium di Indonesia
Ilustrasi - Produksi baterai lithium untuk mobil listrik ramah lingkungan.
Shenzhen - Perusahaan Tiongkok, Chengxin Lithium akan menguasai 65 persen saham dalam proyek lithium senilai 350 juta dollar AS di Indonesia. Langkah itu sebagai sebagai upaya untuk membangun kapasitas produksi di luar negeri.
Pabrik yang akan membuat bahan kimia lithium yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV), akan berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi. Kawasan industri ini sudah menjadi rumah bagi beberapa proyek investasi China, termasuk beberapa yang dirancang untuk memproduksi dua logam baterai lainnya, nikel dan kobalt.
Chengxin, Kamis (23/9), mengatakan dalam pengajuan laporannya ke Bursa Efek Shenzhen Stellar Investment Pte yang didirikan di Singapura akan memegang 35 persen saham sisanya dalam usaha patungan itu, yang dikenal sebagai PT ChengTok Lithium Indonesia.
Perusahaan akan menghasilkan 50.000 ton per tahun lithium hidroksida dan 10.000 ton per tahun lithium karbonat, kata surat yang diajukan ke bursa, tanpa menyebutkan sumber bahan bakunya.
Indonesia adalah penambang nikel terbesar di dunia tetapi melarang ekspor bijih nikel sejak awal 2020 karena berusaha untuk memproses lebih banyak sumber dayanya di dalam negeri dan mendirikan rantai pasokan baterai EV yang lengkap di negara ini.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya