Investor Bakal "Wait and See"
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS diperkirakan bergerak fluktuatif, awal pekan ini. Absennya data penting luar negeri membuat investor fokus terhadap prospek kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) dan eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah.
Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong melihat tidak ada data ekonomi penting dari AS yang akan rilis pekan ini. Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (14/10), bergerak fluktuatif di kisaran 15.500-15.600 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (11/10) sore, menguat 100 poin atau 0,64 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.578 rupiah per dollar AS. Penguatan terjadi seiring klaim pengangguran AS melampaui ekspektasi pasar.
"Rupiah menguat terhadap dollar AS yang melemah setelah data menunjukkan moderasi pada inflasi AS dan data tenaga kerja yakni klaim pengangguran yang lebih lemah," kata Lukman di Jakarta.
Inflasi AS September 2024 secara bulanan atau month on month (mom) naik 0,2 persen, lebih tinggi dari perkiraan 0,1 persen, dan secara tahunan atau year on year (yoy) turun ke 2,4 persen dari 2,5 persen, dan di atas perkiraan 2,3 persen.
Sedangkan klaim pengangguran awal Amerika Serikat naik ke 258 ribu, lebih tinggi dari perkiraan 230 ribu.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya