Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Inovasi Robot Buatan Tiongkok Diklaim Ampuh Atasi Trauma Pasien Pasca Operasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pengembangan dua robot yang diklaim bisa dengan signifikan meningkatkan efisiensi operasi dan mengurangi trauma fisik yang diakibatkan pasca-operasi sedang dikerjakan Tiongkok. Negara tersebut telah melihat efek pasca-operasi yang buruk dengan dampak trauma.

"Mazor mewujudkan sinergi antara robotika dan navigasi, memberikan tingkat akurasi yang ketat yang terintegrasi di seluruh prosedur bedah, dengan harapan menghasilkan hasil yang lebih dapat diandalkan," kata Direktur Senior Bedah Saraf dan Tulang Belakang, Peter Tomashewski.

Robot tersebut yang bisa melakukan operasi itu diberi nama Mazor X. Dikembangkan Medtronic, salah satu perusahaan yang memimpin dunia dalam teknologi medis, robot operasi tulang belakang ini menyedot banyak perhatian para pengunjung pameran Impor Ekspor Internasional Tiongkok (CIIE) keempat yang digelar di Shanghai pada 5 hingga 10 November 2021.

Melansir hasil laporan VOA Indonesia, Selasa (9/11), robot ini disebutkan bisa menurunkan gejala resiko pendarahan hingga 50 persen dibandingkan dengan operasi-operasi tradisional yang tergolong invasif.

Yu Jing, manajer umum kranial, tulang belakang dan teknologi ortopedi Medtronic, sesumbar bahwa Mazor X siap memasuki pasaran.

"Mazor X diperkenalkan secara perdana pada CIIE tahun lalu. Berkat pameran tersebut, upaya kami dalam merealisasikannya segera terwujud. Apa yang dulunya dianggap proyek contoh kini menjadi komoditas pada CIIE ke-4."

Siemens Healthineers, salah satu pemasok terbesar di dunia untuk industri perawatan kesehatan, juga memamerkan robot yang tak kalah mencengangkan. Dinamakan Corindus, robot ini dapat membantu dokter melakukan operasi kardiovaskular yang luar biasa sulit.

Pu Zhengrong, Wakil Presiden Siemens Healthineers, mengungkapkan tingkat presisi Corindus luar biasa tinggi.

"Kabel-kabel pemandunya dapat dengan mudah dikontrol bahkan pada pembuluh yang lebarnya kurang dari satu milimeter. Ini tidak mungkin dilakukan tangan manusia. Kami telah berhasil menggunakan robot ini pertama kali pada operasi PCI di Hainan Boao pada 13 Maret."

Percutaneous Coronary Intervention atau PCI, yang sebelumnya dikenal sebagai angioplasti dengan stent, adalah prosedur nonbedah yang menggunakan kateter untuk menempatkan struktur kecil yang disebut stent untuk membuka pembuluh darah di jantung yang telah menyempit akibat penumpukan plak, atau kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis.

Dengan semakin banyaknya pegoperasian robot yang akan dioperasikan di rumah sakit-rumah sakit di Tiongkok, sejumlah perusahaan juga memberikan edukasi medis dan telah mendirikan pusat-pusat pelatihan untuk membantu ahli bedah mempelajari keterampilan operasi.

Intuitive Surgical-Fosun, perusahaan yang mengembangkan sistem bedah robotik da Vinci Surgical System, mengatakan telah membuka sebuah pusat inovasi di Shanghai tahun ini. "Pusat inovasi kami menyediakan lingkungan yang bagus bagi ahli bedah untuk belajar dan mempraktikkan teknologi bedah Da Vinci," kata Eric Pan, CEO Intuitive Fosun.

Medtronics melakukan hal serupa. "Agar robot dapat bekerja sebagaimana mestinya, kita perlu membuat dokter dapat mengoperasikannya dengan baik," ujar Yu Jing.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top