Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sebuah perusahaan rintisan Israel telah membuat terobosan berkat mengembangkan kacamata pintar yang mampu mengubah fungsi dari sebuah kacamata hitam (sunglasses) menjadi kacamata baca.

Inovasi Digital Ubah Fungsi "Sunglasses" Jadi Kacamata Baca

Foto : Facebook/@32Neyewear
A   A   A   Pengaturan Font

Sunglasses atau yang lazim disebut dengan kacamata hitam, berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya matahari langsung ke mata. Tetapi akan merepotkan penggunanya jika harus bergonta-ganti kacamata hitam dengan kacamata baca sewaktu kita membutuhkannya, sementara matahari bersinar amat terik.
Menanggapi kebutuhan tersebut, sebuah perusahaan rintisan (startup) asal Israel telah mengembangkan sebuah terobosan teknologi kacamata pintar dengan membuat kacamata digital di mana lensa kristal cair (liquid crystal/LC) bisa mengubah sunglasses menjadi kacamata baca dengan sekali sapuan (swipe) saja.
Kacamata digital itu dikembangkan oleh Deep Optics yang berbasis di Tel Aviv, Israel, dan kacamata pintar itu telah diperkenalkan kepada publik pada 15 Juni lalu. Teknologi kacamata digital tersebut diaplikasikan di kacamata yang disebut 32°N, dengan lensa fokus adaptif pertama yang disesuaikan dalam waktu nyata (real time) ketika pengguna mengenakannya.
"Ini benar-benar kacamata hitam fokus adaptif pertama," ungkap Yariv Haddad, CEO dan salah seorang pendiri Deep Optics. "Kacamata hitam ini dapat disesuaikan menjadi kacamata baca dan kacamata hitam. Pada dasarnya Anda bisa menggunakannya dan hanya dengan mengusapnya, kita bisa mengubah fokus kacamata dari jarak jauh menjadi jarak untuk membaca dengan hanya mengusapnya," imbuh dia.
Semua itu bisa terjadi karena kacamata 32°N mempunyai fitur lapisan kristal cair berpiksel yang terbagi menjadi piksel-piksel sangat kecil, yang mampu berotasi pada setiap titik lensa.
Sewaktu pengguna mengusapnya, ini mengaktifkan prosesor yang ditanamkan di bagian pelipis kacamata, yang mengirimkan ukuran kacamata baca penggunanya ke setiap piksel untuk membentuk lensa yang tepat.
"Yang kami lakukan adalah kami membagi-bagi lapisan kristal cair di dalam lensa menjadi jutaan piksel sangat kecil dan mengontrol indeks pembiasan masing-masing piksel sehingga ketika kami bisa mengaplikasikan profil voltase tertentu, dan pada dasarnya kami menciptakan lensa yang berbeda," papar Haddad.
"Kami mengkapsulasi lapisan kristal cair di dalam lensa dan ini terkoneksi ke baterai dan sirkuit kontrol. Kami juga menambahkan aplikasi, yang dapat diunduh di sistem IOS atau Android, dan aplikasi ini secara otomatis akan menyetel kacamata agar pas dengan ukuran kacamata baca Anda, sesuai dengan jarak antarpupil Anda," imbuh dia.
Perusahaan Deep Optics menyatakan sistem itu menggunakan daya yang sangat rendah dan akan bertahan seharian dengan satu kali pengisian ulang yang membutuhkan waktu pengisian hingga penuh hanya selama 3 jam saja.

Tiru Penglihatan Alami
Kacamata 32°N mengklaim bisa mengkoreksi penglihatan secara dinamis dengan tetap mempertahankan fungsinya sebagai kacamata hitam. Inovasi kacamata pintar ini sebenarnya meniru penglihatan alami manusia yang memungkinkan pengguna untuk beralih dengan mudah antara mode untuk membaca untuk penglihatan jarak dekat dan mode untuk melihat pemandangan sekitar untuk jarak jauh.
Kehadiran kacamata 32°N seakan menjawab kebutuhan para pengguna kacamata yang mengalami presbiopia, pengurangan penglihatan jarak dekat terkait usia, tanpa harus direpotkan untuk mengganti antara kacamata hitam dan kacamata baca dan inovasi ini lebih ringkas jika dibandingkan harus menggunakan kacamata dengan lensa progresif dan bifokal.
Saat ini diperkirakan terdapat 1,8 miliar orang di seluruh dunia yang mengalami presbiopia atau ketidakmampuan untuk fokus melihat pada objek dekat. Kondisi mata biasanya terjadi pada orang di atas usia 45 tahun, dan dengan seiring bertambahnya usia, maka akan semakin memburuk penglihatannya.
Presbiopia hingga saat ini masih belum bisa disembuhkan, tetapi biasanya dikoreksi dengan beberapa pasang kacamata, terutama saat berada di luar ruangan. Pendekatan alternatif untuk mengatasi presbiopia termasuk lensa progresif (multifokal) dan lensa bifokal yang masing-masing memiliki keterbatasannya sendiri.
Seperti yang dapat dibuktikan oleh banyak konsumen, beralih antara kacamata hitam dan kacamata baca bisa menjadi melelahkan, mengingat rata-rata orang melihat ponsel mereka sebanyak 58 kali setiap hari.
Dari kesulitan ini, maka diciptakanlah kacamata 32°N. Haddad mengatakan bahwa kacamata 32°N dikembangkan untuk memberikan solusi teknologi tanpa batas bagi masalah yang dihadapi banyak penggunanya.
"Kami memiliki misi untuk meningkatkan penglihatan manusia melalui optik dinamis," ungkap Haddad. "Presbiopia adalah masalah yang mengganggu banyak orang terutama menghambat bagi sebagian besar waktu mereka," pungkas dia. VoA/BusinessWire/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top