Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Ini Penyebab Kasus Infeksi Covid-19 di Tiongkok Meroket

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Tiongkok kembali menyebar dengan cepat. Xi Jinping kembali melakukan tindakan lockdown terhadap beberapa kota.

Kota Lanzhou, provinsi Gansu dan beberapa wilayah kaya batu bara di provinsi Mongolia Dalam menjadi salah satu dari beberapa wilayah yang di-lockdown baru-baru ini. Meningkatnya kasus infeksi terbaru dipicu oleh penyebaran virus corona varian Delta, sehingga angka infeksi harian di negara berpopulasi 1,4 miliar jiwa itu mencapai di atas 40 kasus per hari.

Perlu diketahui sebelumnya, Tiongkok merupakan salah satu negara yang dicap berhasil dalam menangani wabah ini sepanjang 2020 dan selama 2021. Sementara itu, Covid-19 pertama kali ditemukan di wilayahnya, Negeri Tirai Bambu mampu menjaga angka infeksi menjadi sangat rendah.

Demikian, per 17 Oktober terjadi kenaikan tajam infeksi tajam di negara itu. Hanya dalam seminggu kasus kini telah mencapai hampir 200. Kasus baru dipicu oleh sekelompok wisata dari luar negeri dan kemudian menyebar ke 11 provinsi di Tiongkok, termasuk Beijing.

Sampai saat ini, negara terbesar di Asia itu mencatatkan 96.840 kasus infeksi sejak wabah pertama kali terdeteksi di Wuhan 2019. Total ada 4.636 kematian sejak pandemi menyerang, menurut data Worldometers per Rabu (27/10/2021).

Disamping itu, Tiongkok juga menghadapi masalah lain. Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini dilaporkan mulai terserang infeksi flu burung. Hal ini terungkap dari sebuah data terbaru yang disajikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Badan PBB itu mengatakan bahwa Negeri Tirai Bambu melaporkan 21 infeksi manusia dengan subtipe H5N6 flu burung pada tahun 2021. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu yang dilansir dari Reuters.

Tercatat 13 Oktober, seorang wanita berusia 60 tahun di provinsi Hunan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan influenza H5N6.

Hal ini menyebabkan kekhawatiran baru bagi para ahli kesehatan. Pasalnya virus ini merupakan salah satu virus dengan kekuatan yang sangat mematikan.

"Peningkatan kasus manusia di China tahun ini mengkhawatirkan. Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi," kata Thijs Kuiken, profesor patologi komparatif di Erasmus University Medical Center di Rotterdam.

Meski begitu, WHO mengatakan bahwa penularan virus itu masih bersifat unggas ke manusia dan bukan manusia ke manusia. Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang kebanyakan terkait dengan rumah potong hewan. Saat ini lembaga yang berpusat di Jenewa itu masih meneliti mengenai transmisi virus ini.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top