Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah I Inggris Tetap Berkomitmen Pertahankan Kesepakatan Nuklir 2015

Inggris Usul Pembentukan Pasukan Pelindung Eropa

Foto : AFP/IRIB

Tanker Stena Impero l Gambar yang diambil dari penyiaran kantor berita Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), memperlihatkan kapal cepat Iran sedang berpatroli dekat tanker Stena Impero yang berlabuh dekat kota pelabuhan Bandar Abbas, Iran, pada Senin (22/7). Iran menahan tanker berbendera Inggris ini dengan alasan telah melanggar hukum internasional.

A   A   A   Pengaturan Font

Merespons situasi penahanan tankernya oleh Iran, Inggris mengusulkan pembentukan pasukan pelindung yang dipimpin Eropa bagi memastikan keamanan pelayaran di Teluk.

LONDON - Inggris pada Senin (22/7) mengusulkan pembentukan pasukan pelindung yang dipimpin Eropa untuk memastikan keamanan pelayaran di kawasan Teluk Persia. Gagasan ini muncul setelah Iran menyita kapal tanker berbendera Inggris saat terjadi peningkatan ketegangan di kawasan perairan itu.

"Kami tengah berupaya untuk membentuk misi ini secepat mungkin," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, seraya menambahkan bahwa kapal perang Inggris kedua akan tiba di perairan Teluk pada 29 Juli mendatang.

Usulan Inggris itu mengemuka dalam rapat darurat yang membahas penahanan tanker Stena Impero oleh Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) pada Jumat (19/7) pekan lalu. Saat rapat darurat Menlu Hunt juga mengeluarkan kecaman atas aksi "pembajakan" oleh Iran sekaligus menegaskan bahwa Inggris tak menginginkan terjadinya konfrontasi.

Usulan Inggris itu tercetus dua pekan setelah otoritas Inggris menahan tanker Iran di Gibraltar atas kecurigaan tanker Iran itu telah melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.

Hunt juga mengatakan bahwa usulan bukan bagian dari kebijakan tekanan dari Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, karena Inggris masih memiliki komitmen untuk mempertahankan kesepakatan nuklir multilateral 2015 dimana Inggris jadi salah satu penandatangannya.

Penyitaan kapal tanker yang dilakukan Iran di jalur perdagangan minyak global, merupakan bagian dari eskalasi ketegangan antara Teheran dengan Barat, yang diawali ketika AS kembali menerapkan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran pada awal Mei lalu, setahun setelah AS menarik diri secara sepihak dari kesepakatan 2015.

Seruan Javad Zarif

Insiden penyitaan tanker Iran oleh Inggris tersebut memicu ancaman pembalasan dari Iran. Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, pada Senin menekankan bahwa apa yang terjadi terhadap Stena Impero bukanlah tindakan balas dendam, melainkan penerapan dari hukum internasional.

Menlu Javad Zarif pun menyatakan bahwa Iran telah menggaungkan pesan bagi siapapun yang akan terpilih jadi Perdana Menteri Inggris, bahwa Teheran tidak menginginkan konfrontasi dengan Inggris.

"Sangat penting bagi Boris Johnson ketika ia duduk di 10 Downing Street (kantor PM Inggris) untuk memahami bahwa Iran tidak mencari konfrontasi dan menginginkan hubungan normal berdasarkan itikad saling menghormati," kata Menlu Zarif. Saat berita ini ditulis, Johnson terpilih sebagai PM Inggris yang baru.

Dalam penegasannya, Menlu Javad Zarif juga mengatakan langkah Inggris menahan tanker Iran itu atas perintah AS. Tudingan Menlu Iran itu mengemuka berbarengan dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang menyebut Iran sebagai negara pelaku teror utama di dunia.

Menyikapi kian memanasnya ketegangan di kawasan Teluk, harga minyak dunia mengalami peningkatan pada Senin. Peningkatan harga ini terjadi setelah ada kekhawatiran bahwa pasokan minyak akan terhambat seiring dengan semakin memuncaknya konflik di kawasan Timur Tengah yang kaya minyak. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top