Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Inggris Belajar dari Kegagalan Adu Penalti

Foto : KENZO TRIBOUILLARD/AFP

berselebrasi I Kiper Inggris, Jordan Pickford berselebrasi setelah menangan adu pinalti dalam pertandingan perempat final UEFA, Euro 2024 antara Inggris versus Swiss di Duesseldorf Arena, Duesseldorf, Sabtu (6/7).

A   A   A   Pengaturan Font

DÜSSELDORF, JERMAN - Sejarah Inggris di turnamen besar dipenuhi dengan rasa kecewa akibat adu penalti. Sejauh ini The Three Lions mampu mengatasi momok yang menakutkan di masa lalu itu untuk mengalahkan Swiss dan mencapai semifinal Piala Eropa 2024.

The Three Lions sempurna dari titik penalti dengan lima tendangan berhasil di Dusseldorf. Penjaga gawang Jordan Pickford melanjutkan catatan luar biasa dengan menggagalkan tendangan Manuel Akanji.

Ini sangat kontras dengan kekecewaan akibat penalti yang dialami tim asuhan Gareth Southgate tiga tahun lalu ketika kalah di final Piala Eropa 2020 saat menjadi tuan rumah. Sebagai pemain, Southgate juga mengalami kegagalan dalam adu penalti setelah tendangannya digagalkan dalam kekalahan dari Jerman di semifinal Piala Eropa 1996.

Namun perhatian Southgate terhadap detail membantu mengubah catatan buruk dengan tiga kemenangan dari empat adu penalti di bawah asuhannya. Inggris memenangkan adu penalti Piala Dunia untuk pertama kalinya melawan Kolombia pada 2018 dalam perjalanan ke semifinal. Kemenangan di perempat final adalah yang kedua bagi Inggris dalam sejarah Piala Eropa. Inggris juga mengalahkan Swiss dalam laga playoff perebutan tempat ketiga di final UEFA Nations League 2019.

"Kami punya proses yang baik. Kami telah berada di empat adu penalti, menang tiga kali," ujar Southgate. Inggris menyempurnakan proses itu sedikit. Inggris memiliki lebih banyak pengambil penalti reguler dalam skuad sekarang dibandingkan dulu dan lebih banyak yang pernah berada di adu penalti.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top