Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Indikator Makroekonomi | BPS Catat Inflasi Sebesar 0,12 Persen pada Oktober 2021

Inflasi Berpotensi Menguat

Foto : ISTIMEWA

FLUKTUASI HARGA | Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11). BPS mencatat tingkat inflasi pada Oktober 2021 sebesar 0,12 persen (month to month) sementara inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) pada Oktober 2021 tercatat sebesar 1,66 persen yang dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Laju inflasi diperkirakan terakselerasi di sisa dua bulan akhir tahun ini seiring peningkatan aktivitas masyarakat di tengah pandemi Covid-10. Meski demikian, inflasi tahun ini diperkirakan di bawah target pemerintah, yakni di kisaran 2-4 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyatakan inflasi berpotensi menguat hingga mencapai 1,8 persen (yoy) pada tahun ini seiring mobilitas masyarakat yang meningkat akibat pelonggaran kebijakan PPKM. "Inflasi berpotensi menguat secara bertahap seiring dengan perkembangan positif mobilitas masyarakat pascapelonggaran PPKM," katanya di Jakarta, Senin (1/11).

Febrio menuturkan adanya Natal, Tahun Baru, dan liburan akhir tahun menjadi momen peningkatan konsumsi sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi. Dia menjelaskan peningkatan mobilitas masyarakat baik di dalam daerah maupun antardaerah mendorong peningkatan permintaan masyarakat.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,12 persen (month-to-month/mtm) pada Oktober 2021 atau terjadi kenaikan terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,63 menjadi 106,66. Capaian tersebut berbalik arah dari catatan pada bulan sebelumnya yang terjadi deflasi 0,04 persen.

Dengan inflasi pada Oktober itu, inflasi tahun kalender Januari sampai Oktober menjadi sebesar 0,93 persen dan tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,66 persen. "Perkembangan harga untuk beberapa komoditas pada Oktober 2021 ini secara umum menunjukkan adanya kenaikan," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/11).

Berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, semuanya terjadi inflasi dengan andil tertinggi pada kelompok transportasi yaitu terjadi inflasi sebesar 0,33 persen dengan andil sebesar 0,04 persen. "Ini disebabkan karena adanya kenaikan tarif angkutan udara di mana kenaikan tarif angkutan udara ini memberikan andil sebesar 0,03 persen," kata Margo.

Untuk kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau pada Oktober 2021 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen dengan andil terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,03 persen.

Komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau di antaranya adalah cabai merah dan minyak goreng dengan andil sebesar 0,05 persen. "Demikian juga daging ayam ras yang memberikan andil sebesar 0,02 persen," ujarnya.

Stabilisasi Harga

Pemerintah berkomitmen untuk menjaga akses pangan masyarakat miskin dan rentan dengan melakukan penyaluran bantuan sosial pangan serta melakukan stabilisasi harga pangan pokok terutama beras.

Pemerintah pusat dan daerah juga terus memantau potensi kenaikan harga pangan di akhir tahun mengingat faktor masuknya musim penghujan dan momen perayaan Natal dan liburan akhir tahun.

Inflasi administered price (AP) melanjutkan tren peningkatan mencapai 1,47 persen (yoy) atau naik dari September 0,99 persen (yoy) karena didorong oleh dampak peningkatan tarif angkutan udara.

Selain itu, komponen AP dipengaruhi oleh dampak kenaikan harga rokok kretek filter dan bensin nonsubsidi yakni Pertamax Turbo dan Dex meskipun relatif kecil.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top