Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Industri Perunggasan Bakal Prospektif Pascapandemi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Industri perunggasan memiliki pasar menarik dan atraktif karena potensi konsumsi protein dan nilai transaksi pasar yang besar, baik era sebelum, pada saat, dan pascapandemi Covid-19 atau era kenormalan baru ini.

"Baru ada 60 persen kebutuhan daging ayam yang dapat disediakan dalam negeri, sisanya masih ada dari Brazil, AS dan Eropa," ujar Guru Besar Ilmu Ekonomi Pembangunan IPB Prof Arief Darjanto saat tanya jawab dalam konferensi pers orasi ilmiah melalui aplikasi zoom, Kamis (9/6).

Arif menerangkan kenyataan menunjukkan bahwa daya saing sektor perunggasan masih menghadapi berbagai tantangan pada setiap tahapan rantai nilai. Mencermati tren transformasi yang terjadi, kata dia, perlu dilakukan upaya sistematis untuk meningkatkan daya saing sekaligus mempromosikan ketangguhan dan ketahanan (resiliensi) industri perunggasan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS, kontribusi subsektor peternakan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020 mencapai 1,69 persen. Dari jumlah tersebut, 62 persen di antaranya berasal dari industri perunggasan dan hasil turunannya.

Nilai omset industri perunggasan sekitar 700 triliun rupiah per tahun. Kontribusi lain adalah penyerapan tenaga kerja oleh industri perunggasan yang diperkirakan sekitar 10 juta pekerja.

Menurutnya, subsektor peternakan mempunyai peran sangat penting dalam perekonomian Indonesia baik dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyedia kebutuhan protein hewani, penyerapan tenaga kerja dan dalam penyediaan bahan baku industri. Industri ini menggunakan jagung antara 35-50 persen sebagai bahan inti pakan unggas, ditambah dengan bungkil kacang kedelai antara 20-25 persen, dedak antara 10-15 persen dan komponen bahan lainnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top