Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Kreatif

Industri Kuliner Dukung Pengembangan Wisata

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Industri kuliner Indonesia memiliki potensi kuat untuk berkembang. Karena itu, sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri kuliner diperlukan agar kuliner Indonesia semakin berkembang.

"Pelestarian kuliner asli dan unggulan Indoensia wajib dilakukan dan dikembangkan sebagai salah satu upaya mendukung kemajuan pariwisata Indonesia," kata Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Panut Mulyono saat pembukaan Festival Kuliner Nasi Goreng dan Sate selama dua hari mulai, Selasa (9/10), di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta.

Menurut Panut, industri kreatif kuliner berkontribusi yang cukup besar yakni sekitar 30 persen dari total pendapatan sektor pariwisata. Kuliner Indonesia yang kaya akan rasa juga terpilih sebagai World's 50 Best Food versi polling CNN 2017 yang menempatkan rendang dan nasi goreng sebagai makanan favorit urutan pertama dan kedua, serta sate di peringkat keempat belas.

"Dengan potensi yang sangat bagus ini kuliner Indonesia diharapkan lebih dapat mendukung pengembangan pariwisata Indonesia," tuturnya.

Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf Wawan Rusiawan memgakui industri kuliner memang berkontribusi besar di sektor ekonomi kreatif. Kendati begitu, pertumbuhannya tidak begitu signifikan dalam lima tahun terakhir.

"Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan indsutri kreatif kuliner stabil di angka 4-5 persen sehingga ini menjadi tantangan untuk bisa meningkatkan lagi kedepannya," katanya.

Tak hanya itu, tantangan lain adalah minimnya pemanfaatan E-commerce dalam sektor ini yang baru mencapai 38 persen. Ditambah dengan banyaknya pelaku industri kuliner yang belum memiliki badan usaha. Setidaknya 90 persen pelaku industri kuliner Indonesia belum memiliki badan usaha.

Serap Pekerja

Wawan mengatakan industri kuliner telah menyerap tenaga kerja yang cukup besar, mencapai 7,9 juta. Hingga saat ini setidaknya t erdapat 5,5 juta unit usaha kuliner. "Hal ini sangat luar biasa dan PR kedepan bagaimana bisa mengembangkannya dengan lebih baik lagi," katanya.

Indonesia dikenal sebagai dapur gastronomi dunia yang emmiliki banyak variasi ragam hidangan yang menggugah selera. Sayangnya, kuliner Indonesia masih kurang dikenal secara global.

Berdasarkan hasil survei CNN sejak 2007 sampai 2017, nasi goreng menempati peringkat kedua makanan terenak di dunia setelah rendang, sedangkan sate menempati urutan kesepuluh hingga empat belas. Hal ini menunjukkan seni dapur Indonesia telah mengangkat martabat bangsa dalam hal menyumbangkan nikmat bagi bangsa-bangsa di dunia dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.

YK/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top