Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Indonesia Waspadai Taiwan di Fase Grup Piala Thomas

Foto : badmintonindonesia.org

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, mengatakan bukan hal mustahil Indonesia menjuarai Thomas Cup dan Uber Cup. Namun, hal itu tantangannya cukup besar. Taiwan yang kuat di tunggal putra dan ganda putra bakal menjadi ancaman serius bagi Tim Piala Thomas di fase grup.

Dalam undian grup yang berlangsung di kantor BWF, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/8), tim Thomas dan Uber Cup Indonesia berada di Grup A. Tim Thomas Indonesia tergabung bersama Taiwan, Aljazair, dan Thailand. Sedangkan tim Uber Indonesia bersama Jepang, Jerman, dan Prancis.

"Kita lihat di Olimpiade kemarin, yang terlihat tidak mungkin menjadi mungkin dan itu harus dibuktikan. Di Piala Thomas ini bukan berarti tidak mungkin (Indonesia jadi juara)," ujar Rionny dalam rilis resmi PBSI yang diterima Kamis (19/8).

"Untuk Piala Uber, delapan besar saya yakin lolos tapi lebih baik juara grup agar peluang ke semifinal lebih besar. Tapi bukan berarti targetnya semifinal, targetnya juga kita bawa pulang Uber ke sini," sambungnya.

Untuk Thomas Cup, Indonesia menjadi unggulan pertama. Status ini tak lepas dari situasi pemain-pemain Indonesia yang menempati posisi bagus dalam peringkat BWF, baik di tunggal maupun ganda.

Namun hal itu tak lantas membuat semuanya bakal berjalan mulus bagi Indonesia. Taiwan yang diperkuat Chou Tien Chen dan juara Olimpiade Lee Yang/Wang Chi Lin bakal jadi musuh besar bagi Indonesia di fase grup.

"Peluang Indonesia di grup A Piala Thomas untuk menjadi juara grup itu ada. Hanya saja tetap tidak boleh lengah, terutama saat berhadapan dengan tim Taiwan. Kekuatan mereka merata, apalagi ganda putranya (Lee Yang/Wang Chi-Lin) baru mendapat medali emas Olimpiade," jelas Rionny.

"Untuk Aljazair dan Thailand saya rasa kita bisa menang, tidak ada kendala. Kami mengincar posisi juara grup untuk menghindari bertemu lawan kuat di delapan besar seperti Tiongkok, Denmark, dan Jepang. Setidaknya mengurangi tekanan dulu karena di delapan besar tekanan pasti jadi lebih besar," sambungnya.

Berpikir Realistis

Untuk tim Uber Cup, Rionny berpikir realistis. Kekuatan tim putri Indonesia memang tidak terlalu diunggulkan, tetapi bukan berarti tanpa peluang. Jika pemain melakukan persiapan dengan baik dan berjuang keras, hal positif tak mustahil diraih.

"Untuk tim Uber, saya rasa Jerman dan Perancis ini tidak masalah lah. Kalau melihat kekuatan kita unggul. Medali emas Olimpiade dari ganda putri juga bisa menambah motivasi tim kita untuk lebih kuat. Yang kita harus berjuang pasti lawan Jepang, tapi tetap kalau bisa juara grup lebih baik. Kalau kita bisa manage yang bagus, kemungkinan kita bisa kalahkan mereka," ujarnya.

"Secara materi pemain kami sedang siapkan, di ganda kedua dan ketiga juga tiga tunggal putri. Kalau kita lihat di Olimpiade kemarin tim Jepang bermain dengan tekanan yang sangat tinggi. Pelajarannya kita tidak boleh takut, mereka bisa kita kalahkan dengan persiapan yang baik, bermain dengan tenang dan memberikan tekanan pada mereka," tandas Rionny.

Sejauh ini PBSI belum memutuskan daftar nama pemain yang akan tampil di Thomas dan Uber Cup 2020.

Thomas dan Uber Cup 2020 sedianya akan digelar pada akhir tahun 2020, tetapi ditunda karena pandemi Covid-19. Kejuaraan beregu putra dan putri paling bergengsi ini akhirnya bakal berlangsung pada 9-17 Oktober di Aarhus, Denmark. ben/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top