Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Konflik Myanmar I KTT Asean Tidak Berikan Rencana Pelaksanaan Konsensus Lima Poin

Indonesia: Tidak Ada Kemajuan Nyata dalam Rencana Perdamaian

Foto : AFP/Mast IRHAM

Tak Buat Kemajuan I Presiden Indonesia, Joko Widodo (tengah), berbicara saat sesi retret pada KTT Asean ke-42 di Labuan Bajo pada Kamis (11/5). Pada pertemuan itu Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa anggota Asean tidak membuat kemajuan nyata dalam mengakhiri pertumpahan darah di Myanmar.

A   A   A   Pengaturan Font

Di akhir pelaksanaan KTT Asean, Presiden Indonesia, Joko Widodo, menyatakan bahwa implementasi lima poin konsensus belum memperlihatkan kemajuan yang signifikan dalam mengimplementasikan rencana perdamaian di Myanmar.

LABUAN BAJO - Negara-negara Asia tenggara tidak membuat kemajuan yang signifikan dalam mengimplementasikan rencana perdamaian untuk mengakhiri pertumpahan darah di Myanmar. Hal itu dikatakan Presiden Indonesia, Joko Widodo, pada Kamis (11/5) saat pertemuan puncak Asean usai.

"Saya harus jujur ??mengatakan bahwa implementasi lima poin konsensus belum ada kemajuan yang signifikan," kata Presiden Joko Widodo pada hari terakhir KTT Asean di Labuan Bajo, Flores, Indonesia.

Isu kekerasan di Myanmar yang dikuasai junta mendominasi agenda pertemuan tiga hari Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (Asean). Sejak militer Myanmar menggulingkan pemerintahan sipil pemimpin Aung San Suu Kyi pada 2021 lalu, junta militer Myanmar melakukan tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat yang telah menewaskan ribuan orang.

Asean telah mempelopori upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis, tetapi sebagian besar upaya untuk memberlakukan rencana lima poin yang disepakati dengan Myanmar dua tahun lalu sia-sia dan telah memicu peringatan bahwa blok regional sudah tidak relevan lagi.

Oleh karena itu Presiden Joko Widodo mendesak anggota Asean harus tetap bersatu dalam menyelesaikan krisis atau mengambil risiko pecahnya blok tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top