Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Tingkat Kesejahteraan

Indonesia Masuk 100 Negara Paling Miskin di Dunia

Foto : Sumber: Bank Dunia - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia termasuk dalam 100 negara paling miskin di dunia jika diukur dari Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto per kapita. Seperti dikutip dari World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ke-73 negara termiskin di dunia dengan pendapatan nasional bruto sebesar 3.870 dollar AS per kapita pada 2020.

Sementara itu, jika mengutip Gfmag.com, Indonesia menjadi negara paling miskin nomor 91 di dunia pada 2022, diukur dengan produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) dan purchasing power parity (PPP) atau keseimbangan kemampuan berbelanja. Angka PDB dan PPP Indonesia tercatat sebesar 14.535 dollar AS.

Posisi tersebut masih lebih baik dibanding dengan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara yang masuk di daftar 100 negara termiskin, seperti Vietnam yang berada di urutan ke-82, Filipina ke-72, Kamboja ke-46, Myanmar ke-45, dan Timor Leste ke-29.

Menanggapi tambahan angka kemiskinan itu, Deputi III Kantor Staf Presiden RI (KSP), Panutan Sulendrakusuma, mengatakan pemahaman tentang kemiskinan ekstrem perlu diperjelas karena masih banyak pihak yang salah dalam memahami hal tersebut.

Dalam keterangan tertulis KSP yang diterima di Jakarta, pekan lalu, seperti dikutip dari Antara, Panutan menjelaskan bahwa Bank Dunia menghitung garis kemiskinan esktrem berdasarkan keseimbangan daya beli (purchasing power parity/PPP) dan bukan semata-mata berdasarkan nilai kurs mata uang.

"Jadi, hitungannya berdasar paritas daya beli, bukan mengalikannya dengan kurs dollar AS di pasar," jelas Panutan.

Dia mengatakan pemberitaan yang menyebut pendapatan per kapita per hari di Indonesia adalah 32.812 rupiah per hari atau atau 984.360 rupiah per kapita per bulan, dengan asumsi kurs 15.216 rupiah per dollar AS.

Dalam laporan terkini, Bank Dunia merevisi garis kemiskinan esktrem dari 1,90 dollar AS menjadi 2,15 dollar AS per kapita per hari. Dengan acuan tersebut, Bank Dunia mengestimasi jumlah penduduk miskin ekstrem di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 9,8 juta orang atau setara 3,6 persen populasi. Angka resmi untuk Indonesia sebagai acuan program pemerintah akan dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Faktor Inflasi

Panutan juga menjelaskan bahwa selain mengubah acuan kemiskinan ekstrem, Bank Dunia juga mengubah asumsi PPP dari 2011 menjadi 2017, yang dihitung melalui International Comparison Program (ICP) agar perbandingan antarnegara dapat dilakukan secara lebih baik.

"Perubahan PPP ini terjadi karena adanya faktor inflasi," kata Panutan.

Lebih lanjut, Panutan menjelaskan bahwa dengan acuan garis kemiskinan ekstrem 2,15 dollar AS dan PPP tahun 2017 maka perhitungan garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia setelah dikonversi ke rupiah adalah 11.605 rupiah per kapita per hari, bukannya 32.812 rupiah per kapita per hari seperti yang banyak diberitakan sebelumnya.

"Bank Dunia sendiri menyatakan jumlah penduduk miskin ekstrem di dunia tidak berubah signifikan setelah perubahan metode tersebut, termasuk di Indonesia," sebut Panutan.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top