Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket, soal Isu Intoleransi, Korupsi, dan HAM

Indonesia dan Eropa Memiliki Nilai yang Sama

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk mengetahui lebih jauh masalah tersebut berikut wawancara Koran Jakarta dengan Duta Besar Uni Eropa untuk RI dan Brunei, Vincent Piket, dalam acara "Temu Media" di Jakarta, Rabu (11/12).

Bagaimana pandangan global terhadap masalah intoleransi dan HAM di Indonesia?

Masalah intoleransi dan HAM tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara dunia lainnya juga sedang banyak ditimpa masalah yang sama. Ini juga termasuk negara-negara di Eropa. Mereka banyak pekerjaan menyangkut penanganan berbagai persoalan seperti intoleransi dan pelanggaran HAM.

Lalu, bagaimana seharusnya dihadapi?

Saya pikir masalah intoleransi maupun pelanggaran HAM perlu dipikirkan bersama. Harus ada kerja sama kita ke depannya. Menurut saya, kerja sama yang kuat antarnegara memang sangat dibutuhkan untuk mengatasinya.

Bagaimana praktik di Indonesia?

Indonesia dalam pandangan saya menganut demokrasi dan memiliki pemahaman tentang HAM yang kuat. Pemikiran di Eropa pun untuk demokrasi dan penghormatan hak asasi juga sama. Demikian pula terhadap kebebasan individu untuk berbicara melalui media.

Sejauh ini, bagaimana peran yang dimainkan Indonesia dalam dunia internasional?

Indonesia punya peran penting secara mondial. Jadi, saya pikir ada jalan yang sangat kuat, Indonesia dan Eropa memiliki nilai yang sama. Kita dapat melakukan banyak hal seperti juga berpikir untuk membangun ke depannya. Jadi, esok kita bisa banyak bicara. Hubungan Eropa-Indonesia semoga semakin kuat. Eropa percaya peran Indonesia karena memiliki kepercayaan kuat pada stabilitas, integrasi regional. Demikian juga untuk keamanan tingkat multilateral. Misalnya, saat ini bekerja sama di Dewan Keamanan PBB di mana Indonesia akan menjadi anggota Januari mendatang.

Bagaimana pandangan Anda mengenai terorisme?

Wajah Indonesia memang menjadi topik di Eropa dan Anda tahu kita memiliki ancaman teroris yang sama. Mereka menyerang terus di sejumlah wilayah dengan akibat sangat mengerikan yang dilakukan para ekstremis. Inilah sekali lagi perlunya dialog dengan negara-negara Eropa dan Indonesia tentang keamanan dan peraturan-peraturan.

Kalau tentang korupsi di sini, menurut pandangan Anda?

Saya tidak bisa berbicara tema-tema secara spesifik, yang penting semua harus mengupayakan bebas dari korupsi. Setiap lingkungan harus bebas korupsi. Hal itu bisa dimulai dari dunia pendidikan. Pendidikan menjadi jalan mempelajarkan antikorupsi.

Apakah Anda juga bisa bicara seputar masalah sawit?

Saya katakan tidak ada larangan impor minyak kelapa sawit mentah (CPO) dari Indonesia ke Eropa. Jadi, ini sekalian klarifikasi, sejauh ini tidak ada yang namanya larangan tersebut. Ekspor sawit Indonesia masih tetap berjalan.

Sawit cukup krusial?

Ya, dua tahun belakangan, isu ini memang mewarnai hubungan Indonesia-Eropa dan sedikit banyak memengaruhi hubungan keduanya. Jadi, tidak dilarang ekspor itu. Hanya, Uni Eropa memiliki kebijakan energi berkelanjutan. Prioritasnya, energi terbarukan. Kebijakan tersebut juga berlaku untuk sawit. Begitu yang terjadi.anggie ariesta/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top